Memahami Manajemen Perubahan
Oleh: Wahyu Purhantara
Perubahan akan selalu berubah, dan tidak ada yang
abadi di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri. Tuntutan perubahan terjadi
pada berbagai bidang kehidupan, baik individu, kelompok masyarakat, lembaga,
organisasi, termasuk perusahaan. Sumber utama pemicu perubahan pada dasarnya
berasal faktor internal dan eksternal suatu organisasi. Secara rinci
Drucker (1985) menyebutkan beberapa sumber pembaruan suatu organisasi dapat
berasal dari : the unexpected, the
incongruity, innovation based on process need, changes in industry structure or
market structure, demographics, changes in perception mood and meaning, and new
knowledge. Dari sumber utama tuntutan pembaruan organisasi menurut Drucker
tersebut, maka sumber perubahan organisasi dapat berasal dari kondisi internal
dan eksternal yang tidak diharapkan, munculnya ketidakwajaran, inovasi yang
berdasarkan kebutuhan proses, perubahan struktur industri atau struktur pasar, demografi,
perubahan persepsi, suasana dan makna serta pengetahuan baru. Kesemuanya ini
akan bermuara pada adanya tuntutan kepada organisasi untuk mengembangakan
dirinya.
Sedangkan menurut
Hussey, faktor pendorong terjadinya perubahan adalah perubahan teknologi yang
terus meningkat, persaingan semakin intensif dan menjadi lebih global,
pelanggan semakin banyak tuntutan, profil demografis negara berubah,
privatisasi bisnis milik masyarakat berlanjut dan stakeholders minta lebih
banyak nilai. Sedangkan Kreitner dan Kinicki, menyebutkan kebutuhan akan
perubahan dipengaruhi oleh kekuatan eksternal yang mencakup demographics characteristics, technological
advancements, market changes, social and political pressures dan kekuatan
internal yang meliputi human resources
problems/prospects, managerial behavior/decisions.
Dari sumber
terjadinya perubahan organisasi sebagaimana dikatakan oleh Drucker, tuntutan
perubahan baik dari faktor internal dan ekesternal organisasi dan yang
dikatakan oleh Kreitner dan Kinicki, dan dorongan perubahan yang diungkapkan
oleh Hussey, maka organisasi secara sadari harus mengadakan perubahan secara
serius sebagaimana dorongan dan tuntutan perubahan menghendaki organisasi itu
harus berubah.
Perubahan bisa juga
bermakna melakukan hal-hal dengan cara baru, mengikuti jalur baru, mengadopsi
teknologi baru, memasang sistem baru, mengikuti prosedur-prosedur manajemen
baru, penggabungan (merging),
melakukan reorganisasi, atau terjadinya peristiwa yang bersifat mengganggu (disruptive) yang sangat signifikan..
Potts dan LaMarsh melihat bahwa perubahan merupakan pergeseran dari keadaan
sekarang suatu organisasi menuju keadaan yang diinginkan di masa depan.
Perubahan dari keadaan sekarang tersebut dilihat dari sudut struktur, proses, orang dan budaya. Pemahaman
manajemen perubahan sebagaimana diungkapkan oleh Potts dan LaMarsh juga dianut
Wibowo adalah suatu proses secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan,
sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada orang
yang akan terkena dampak dari proses perubahan tersebut.
Semua organisasi harus berubah dan mengembangkan diri karena adanya
tekanan di dalam lingkungan internal maupun eksternal. Walaupun perubahan yang terjadi lebih pada lingkungan, namun pada umumnya
menuntut perubahan lebih pada organisasional, dan organisasi-organisasi bisa
melakukan lebih banyak. Organisasi-organisasi bisa merubah tujuan dan
strategi-strategi, teknologi, desain pekerjaan, struktur, proses-proses, dan
orang. Perubahan-perubahan pada orang senantiasa mendampingi
perubahan-perubahan pada faktor-faktor yang lain.
Jepang adalah negara Asia
yang paling mengedepankan dan menghargai adanya perubahan. Negara ini sejak
dini telah dikenalkan dengan adanya budaya berubah, sehingga negara ini sejak
dini selalu mendidik warga negaranya untuk mengenal dan membiasakan diri dengan
perubahan. Negara dikenal
sebagai negara yang maju dalam hal kreativitas dan inovasi dalam segala hal.
Ditinjau dari sisi peradaban, memang masyarakat Jepang sejak dahulu telah melakukan perubahan
dengan prinsip 5N (Nonton,
Niteni, Niru, Nambahi, dan Nengeri). Lihat saja bahasa dan huruf yang dipakai
masyarakat Jepang. Bahasa Jepang dan huruf kanji adalah hasil adopsi dari
negeri China. Bahasa mandarin
dan huruf China diolah sedemikian rupa, sehingga menjadi ciri
khusus hasil budaya sendiri masyarakat Jepang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar