DEFINISI OPERASIONAL DAN
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Oleh: Wahyu Purhantara
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL-VARIABEL
Setelah variabel – variabel
diidetifikasikan dan diklasifikasikan, maka variabel-variabel tersebut perlu
didefinisikan secara operasional. Penyusunan Definisi operasional ini perlu,
karena definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang
cocok digunakan.
Definisi Operasional adalah definisi
yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapa diamati
(diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi ini penting, karena hal
yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti
untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti
terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.
Cara menyusun definisi operasional
dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu
a. Definisi Pola
I, yaitu disusun berdasarkan atas kegiatan-kegiatan (operations) yang harus
dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi. Contoh :
- Frustasi adalah keadaan yang timbul sebgai
akibat tercegahnya pencapaian hal yang sangat diinginkan yang sudah hampir
tercapai.
- Lapar adalah keadaan dalam individu yang
timbul setelah dia tidak makan selama 24 jam
- Garam Dapur adalah hasil kombinasi kimiawi
antara natrium dan Clorida.
Definisi Pola I ini,
yang menekankan Operasi atau manipulasi apa yang harus dilakukan untuk
menghasilkan keadaan atau hal yang didefinisikan, terutama berguna untuk
mendefinisikan variabel bebas.
b. Definisi Pola
II, yaitu definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan
itu beroperasi. Contoh :
- Orang cerdas adalah orang yang tinggi
kemampuannya dalam memecahkan masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan
bahasa dan bilangan.
- Orang Lapar adalah orang yang mulai menyantap
makanan kurang dari satu menit setelah makanan dihidangkan, dan
menghabiskannya dalam waktu kurang dari 10 menit.
c. Definisi Pola
III, yaitu definisi yang dibuat berdasarkan atas bagaimana hal yang
didefinisikan itu nampaknnya. Contoh :
- Mahasiswa yang
cerdas adalah mahasiswa yang mempunyai ingatan baik, mempunyai
perbendaharaan kata luas, mempunyai kemampuan berpikir baik,
mempunyai kemampuan berhitung baik.
-
Ekstraversi adalah kecenderungan lebih suka ada dalam kelompok daripada
seorang diri.
Seringkali dalam membuat definisi
operasional pola III ini peneliti menunjuk kepada alat yang digunakan untuk
mengambil datanya.
Setelah definisi operasional
variabel-variabel peneliitian selesai dirumuskan, maka prediksi yang terkandung
dalam hipotesis telah dioperasionalkan. Jadi peneliti telah menyusun
prediksi tentang kaitan berbagai variabel penelitiannya itu secara operasional,
dan siap diuji melalui data empiris. (Sumadi Suryabrata.2005 . hal. 30-31)
MACAM-MACAM HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Sesungguhnya yang dikemukakan di
dalam inti penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara berbagai
variabel. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel
bebas dan variabel terikat ( Independent variabel dengan dengan dependent
variabel).
a. Hubungan Simetris
Variabel-variabel dikatakan mempunyai
hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi
oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan simetris :
1)
Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang
sama.
2)
Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor yang
sama.
3)
Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional,
dimana yang satu berada yang lainnya pun pasti disana.
4)
Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.
b. Hubungan Timbal
Balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan
di mana suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya.
Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik bukanlah hubungan, dimana tidak
dapat ditentukan variabel yang menjadi sebab dan variabel yang
menjadi akibat.
c. Hubungan Asimetris
(tidak simetri)
Satu variabel atau lebih mempengaruhi
variabel yang lainnya. Ada enam tipe hubungan tidak simetris, yakni :
1)
Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang
demikian itulah merupakan salah satu hubungan kausal yang lazim dipergunakan
oleh para ahli.
2) Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah
kecenderungan untuk menunjukkkan respons tertentu dalam situasi tertentu. Bila
“Stimulus” datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan “Disposisi” berada
dalam diri seseorang.
3)
Hubungan antara diri indiviidu dan disposisi atau
tingkah laku. Artinya ciri di sini adalah sifat individu yag relatif
tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan.
4)
Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat
tertentu.
5)
Hubungan Imanen antara dua variabel.
6)
Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)
PENGUKURAN VARIABEL
Pengukuran adalah penting bagi setiap
penelitian, karena dengan pengukuran itu penelitian dapat menghubungkan konsep
yang abstrak dengan realitas. Untuk dapat melakukan pengukuran, maka seseorang
peneliti harus memikirkan bagaimana ukuran yang paling tepat untuk suatu
konsep. Ukuran yang tepat akan memberikan kepada penelii untuk merumuskan lebih
tepat dan lebih cermat konsep penelitiannya. Proses pengukuran mengandung 4
kegiatan pokok sebagai berikut :
a). Menentukan indikator untuk dimensi – dimensi
variabel penelitian.
b). Menentukan
ukuran masing-masing dimensi. Ukuran ini dapat berupa item (pertanyaan) yang relevan
dengan dimensinya.
c). Menentukan ukuran yang akan digunakan dalam
pengukuran, Apakah tingkat ukuran nominal, ordinal interval atau ratio dan
d). Menguji tingkat validitas dan reliabilitas
sebagai kriteria alat pengukuran yang baik.. Alat pengukur yang baik, apabila
alat pengukur itu dapat mengungkapkan realita itu dengan tepat. Oleh karena itu
dalam pengukuran gejala yang demikian itu yang dianut adalah berdasarkan
indikator-indikator konsep tersebut. Jadi kalau akan mengukur intelegensi harus
mencari apa yang menjadi indikator perbuatan yang intelegen tersebut.
VARIABEL ANTARA
Salah satu asumsi dasar di dalam ilmu
pengetahuan adalah, bahwa gejala sesuatu harus ada sebab-musahabnya dan tidak
begitu saja terjadi dengan sendirinya. Setiap fenomena dipengaruhi oleh
serangkaian sebab-musahab. Oleh karena itu setiap kali kita menentukan sebab
dari suatu fenomena, selalu akan timbul pertanyaan, apakah sebab yang lainnya?
Apakah sebab yang pertama berpengaruh langsung pada fenomena tersebut, ataukah
tidak langsung dan melalui sebab yang lainnya? Pertanyaan yang terakhir ini
mengantar kita ke suatu faktor penguji yang penting yaitu “Variabel antara”.
Untuk mengatur rangkaian
sebab-musabab suatu fenomena, tentu saja lewat pengamatan serta akan sehatlah
disamping teori-teori yang menjadi pedoman. Namun di dalam rangkaian sebab
akibat itu, suatu variabel akan disebut “Variabel antara” apabila, dengan
masuknya variabel tersebut, hubungan statistika yang mulai nampak antara dua
variabel menjadi lemah atau bahkan lenyap. Hal ini disebabkan karena hubungan
semula nampak antara kedua variabel pokok bukanlah suatu hubungan yang langsung
tetapi melalui varibel yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar