ALASAN MELAKUKAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
Oleh: Wahyu Purhantara
Pengembangan organisasi sebagai konsekuensi
agar bisa berkembang dan kompetitif, perkembangan dalam organisasi dapat ke arah positif maupun
kearah negatif. Perkembangan ke arah positif memberikan kekuatan bagi
organisasi untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan. Perkembangan kearah
negatif karena hakekat alamiah maupun karena salah pengelolaan yang mengakibatkan kemunduran dan bahkan runtuhnya
organisasi. Sedangkan pengembangan yang didesain, dipersiapkan melalui
analisa-analisa yang matang akan menghasilkan peluang lebih besar menuju ke
arah positif dimana organisasi semakin berkembang, kompetitif dan eksis.
Perubahan
lingkungan yang demikian cepat tidak lagi dapat diatasi dengan proses
perkembangan organisasi yang alamiah dan "mengalir mengikuti arus".
Desain pengembangan untuk mewujudkan perubahan yang terencana sangat dibutuhkan
agar organisasi dapat berkembang ke arah positif dan mampu menghadapi
lingkungannya. Arah dan kecepatan perkembangan organisasi sangat ditentukan
oleh desain pengembangan organisasi dan keberhasilan proses perubahannya. Untuk
itu, dibutuhkan manusia-manusia dengan keahlian untuk mendesain pengembangan
organisasi.
Keterlambatan
dalam menentukan keputusan untuk melakukan perubahan dan pengembangan
organisasi merupakan faktor utama organisasi berkembang ke arah negatif, hal
ini terjadi karena pengelola organisasi tidak bisa menggali dan mendiagnosa
permasalahan yang ada dalam internal dan eksternal organisasi, sehingga
alasan-alasan yang ada sebagai dasar perubahan dan pengembanagan organisasi
tidak teridentifikasi dan dianalisa secara benar. Alasan-alasan dalam pengembangan organisasi perlu ditelaah secara
mendalam sehingga dalam pengambilan keputusan akan tepat waktu, tepat langkah
dan tepat tindakan. Alasan pengembangan organisasi juga dapat bersifat negatif
maupun positif, alasan negatif merupakan alasan yang tidak berdasarkan analisa,
kebutuhan dan tidak rasional, sedangkan alasan bersifat positif dilakukan
berdasarkan data, analisa, kajian dan bersifat rasional.
Faktor-faktor
yang menyebabkan pengembangan organisasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu alasan
internal dan alasan eksternal. Alasan internal yang sering dijadikan alasan
untuk pengembangan organisasi adalah:
1. Struktur
organisasi yang tidak lagi adaptif terhadap perkembangan dan tuntutan
organisasi yang responsif terhadap lingkungan bisnisnya.
2. Sistem dan
prosedur yang dijalankan organisasi tidak lagi adaptif terhadap tuntutan
lingkungan internal dan eksternal.
3. Perlengakapan
dan fasilitas yang telah out of date.
Lebih-lebih organisasi yang berbasis pada teknologi informatika, maka selalu
dituntut untuk meng- up date perlengkapan
teknologinya.
4. Proses dan
prosedur operasional yang tidak cocok lagi dengan tuntutan pelayanan atau
produk, maka dapat dilakukan perbaikan.
5. Budaya
organisasi guna menumbuhkan semangat kompetisi antar dan inter SDM di
organisasi. Kompetisi ini di beberapa organisasi memang perlu diciptakan untuk
menumbuhkembangkan semangat interpreneurship.
6. Dan
lain-lain.
Alasan
internal yang sering dijadikan alasan untuk pengembangan organisasi adalah:
1. Kompetisi antar
organisasi yang semakin tajam, dan jika tidak menyesuaikan diri, maka ia akan
terlindas oleh persaingan. Artinya, pengembangan organisasi sengaja diciptakan
untuk tujuan sustainable of growth organization.
2. Perkembangan
IPTEK telah merubah tata laksan, sistem, struktur, dan budaya organisasi.
Berkat teknologi, banyak peran manusia digantikan oleh alat-alat teknologi,
sehingga ada proses pengalihan peran. Ini harus disadari oleh seluruh komponen
SDM di organisasi. Di masa depan, era robotik akan lebih berperan daripada
manusia.
Peran iptek itu menjadi
lebih penting ketika dikaitkan dengan proses industrialisasi. Seperti kita ketahui bahwa proses industrialisai telah mensyaratkan adanya SDM-SDM
unggul yang menguasai iptek.
Dalam hal ini, kita
masih menghadapi masalah yang serius mengingat adanya ketidakseimbangan
komposisi dalam disiplin sains dan teknologi dan ilmu-ilmu sosial dan humaniora.
Ketidakseimbangan tersebut cukup mencolok. Pada tahun 2010
hanya 36,3
persen saja mahasiswa yang menuntut ilmu di bidang sains dan teknologi. Jika
dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik seperti Taiwan, Hongkong,
Jepang, dan lain-lain persentase sarjana di bidang iptek di Indonesia masih
sangat terbatas. Diukur dari
persentase jumlah sarjana di bidang iptek terhadap penduduk usia 22 tahun, Indonesia
baru mencapai 2,5 persen pada tahun 2011; sementara Taiwan 7,2
persen, bahkan Korea dan Jepang masing-masing sudah mencapai 9
persen pada tahun 2010. Data ini menunjukkan bahwa organisasi baik
bisnis maupun publik di Indonesia belum mampu mendukung dan menopang keunggulan
daya saing. Meskipun kebutuhan SDM yang berkompetensi di bidang teknologi telah
mengoptimalkan ketersediaan SDM, namun akan terus mengalami ketertinggalan.
Dengan
begitu, pemenuhan SDM yang
berkualitas dan unggul karena menguasai iptek adalah mutlak dibutuhkan oleh organisasi atau
perusahaan, karena hal ini akan berpengaruh terhadap struktur industri
di masa depan. Dan apabila sasaran di atas bisa dipenuhi, akan semakin kuat
basis industri yang sedang dibangun dan dikembangkan di Indonesia, yang pada
gilirannya akan mendorong transformasi struktur ekonomi secara lebih cepat.
Untuk itu, ilmu
pengetahuan harus dikelola. Dinamika pengetahuan yang dipadu dengan teknologi
sangat berkembang pesat, dan perkembangan ini telah banyak memberi kontribusi
positif kepada organisasi dan anggotanya. Pengelolaan ilmu pengetahuan harus
dibarengi oleh pemanfaatan teknologi. Teknologi tidak dapat dilepaskan dari
keinginan manusia dan/ atau organisasi untuk bertahan dan meningkatkan
hidupnya. Bahkan penguasaan teknologi justru akan memberikan jaminan kehidupan
organisasi melalui keunggulan dan deferensiasi organisasi. IPTEK
dipergunakan untuk memberdayakan sumber daya yang dimiliki organisasi,
karena sumber daya adalah aset yang tidak dapat dinilai dengan uang. Maka sbr
daya perlu: dieksplorasi, diapresiasi,
dioptimalkan oleh organisasi. Perubahan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial yang membuat organisasi berfikir, bagaimana mendapatkan
sumber di luar organisasi untuk masa depan organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar