PERAN DAN FUNGSI PELATIHAN TENAGA KERJA
Oleh: Wahyu Purhantara
Smith (1997) dalam Irianto (2001:6), menambahkan bahwa
pelatihan memiliki peran yang sangat penting bagi organisasi dan memberi
kontribusi pada tiga permasalahan utama, yaitu:
1. Training and development has the
potential to improve labour productivity.
2.
Training
and development can improve the quality of that out put: a more highly trained
employee is not only more competent at the job but also aware of the
significance of his organisasi her actions
3. Training and development improves
the ability of the organisation to cope with change ; the successful
implementation of change whether technical (in the form of new technologies)
organisasi strategic new products, new markets, etc.) relies on the skills of
the organisation’s member.
Hamalik (2001:13) mengatakan
bahwa fungsi pelatihan adalah memperbaiki kinerja (performance) para peserta. Selain itu pelatihan juga bermanfaat
untuk mempersiapkan promosi ketenagakerjaan pada jabatan yang lebih rumit dan
sulit, serta mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih tinggi yaitu
tingkatan kepengawasan atau manajerial. Sedang menurut Siagian (1998:184) pelatihan
dapat membantu karyawan membuat keputusan yang lebih baik, meningkatkan
kemampuan di bidang kerjanya sehingga dapat mengurangi stres dan menambah rasa
percaya diri. Adanya tambahan informasi tentang program yang diperoleh
dari pelatihan dapat dimanfaatkan sebagai proses penumbuhan intelektualitas
sehingga kecemasan menghadapi perubahan di masa-masa mendatang dapat dikurangi.
Keberhasilan suatu program pelatihan ditentukan oleh lima komponen:
Keberhasilan suatu program pelatihan ditentukan oleh lima komponen:
1.
Sasaran pelatihan atau pengembangan
: setiap pelatihan harus mempunyai sasaran yang jelas yang bisa diuraikan
kedalam perilaku-perilaku yang dapat diamati dan diukur supaya bisa diketahui
efektivitas dari pelatihan itu sendiri.
2. Pelatih
(Trainer): pelatih harus bisa
mengajarkan bahan-bahan pelatihan dengan metode tertentu sehingga peserta akan
memperoleh pengetahuanketrampilan dan sikap yang diperlukan sesuai dengan
sasaian yang ditetapkan.
3. Bahan-bahan
latihan: bahan-bahan latihan harus disusun berdasarkan sasaran pelatihan yang
telah ditetapkan.
4. Metode
latihan (termasuk alat bantu): Setelah bahan dari latihan ditetapkan maka
langkah berikutnya adalah menyusun metode latihan yang tepat.
5. Peserta
(Trainee): Peserta merupakan komponen
yang cukup penting, sebab keberhasilan suatu program pelatihan tergantung juga
pada pesertanya As'ad(1987: 73);.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar