MANAGEMEN OF LIFE CYCLE ORGANIZATION
Oleh: Wahyu Purhantara
Ketika sebuah
organisasi berhasil melewati fase kelahiran dari siklus hidupnya, maka selanjutnya organisasi tersebut akan berusaha
untuk mengontrol dan mengendalikan kelangkaan sumberdaya yang sekaligus
mengurangi risiko-risiko yang bakal dihadapi agar organisasi dapat tumbuh
kembang. Salah satu upaya tersebut adalah dengan mengembangkan potensi diri
organisasi. Eksplorasi potensi diri organisasi dengan mendasarkan pada entrepreneurial spirit sangat bermanfaat
bagi organisasi, karena eksplorasi ini akan bermuara pada penggalian
kreativitas, inovasi, membangun daya tahan organisasi, strategi organisasi
menghadapi risiko, sampai pada upaya berkomitmen untuk mencapai visi
organisasi.
Fase siklus hidup organisasi yang paling mudah
untuk dilewati adalah fase pertumbuhan, pada fase ini organisasi mengembangkan
kemampuan untuk menciptakan nilai-nilai dan kompetensi sehingga mampu untuk
mendapatkan sumberdaya lainnya. Pertumbuhan ini memungkinkan organisasi
meningkatkan pembagian kerja/ division of labor dan spesialisasi yang
pada akhirnya meningkatkan keunggulan kompetitif/ competitive advantage.
Organisasi akan mampu mendapatkan
sumberdaya, maka dipastikan organisasi tersebut dapat memperoleh keuntungan
sehingga dapat lebih berkembang lagi.
Menurut Greiner, secara umum organisasi bertumbuh
melalui tahapan atau fase krisisnya sebagai berikut:
Ø Fase kreativitas, berakhir dengan krisis
kepemimpinan
Ø Fase pengarahan, berakhir dengan krisis
otonomi
Ø Fase pendelegasian, berakhir dengan krisis
pengendalian
Ø Fase koordinasi, berakhir dengan krisis
red tape crisis
Ø Fase kolaborasi, dalam teori Greiner tidak
dijelaskan krisis yang mengakhiri fase ini.
Pada setiap tahapan, Greiner memberikan fase, dimana setiap fase akan
ditunjukan kapan dimulai dan kapan berakhir dengan ditandai oleh
kejadian-kejadian seperti apa dalam tubuh organisasi.Pada permulaan tahun 1970-an Larry Greiner
menyatakan bahwa evolusi organisasi dikarakteristikkan oleh tahap pertumbuhan
yang panjang dan tenang yang selanjutnya disebut evolusi, kemudian diikuti oleh
periode kekacauan yang disebut revolusi.
Orang bisa menjadi kaya dan sukses tanpa
memperhatikan status ekonomi keluarganya. Hal tersebut merupakan gambaran
yang cukup akurat dari kepercayaan dasar seorang yang berjiwa entrepreneurship
bahwa masa depan akan lebih baik daripada sekarang. Demikian pula dalam
sebuah organisasi, nilai-nilai optimistik tersebut juga terinternalisasi ke
dalam organisasi. Manajemen
daur hidup menjadi alat untuk
mengemukakan kepercayaan tersebut dalam konteks organisasional.
Pertumbuhan menjadi cara untuk melejitkan
organisasi di masa yang akan datang menjadi lebih baik dibanding
sekarang. Ada empat alasan
utama mengapa organisasi perlu
mengelola daur hidup,
yaitu: Pertama, Makin besar makin baik. Ukuran yang besar pada organisasi ada kaitannya
dengan hubungan ekonomis. Pertumbuhan yang makin besar sangat diinginkan
karena dengan makin meningkatnya besaran organisasi maka berdampak pada skala
ekonomi (economic of scale). Makin besar organisasi seringkali
lebih efisien dalam operasional organisasi tersebut. Pertumbuhan berfungsi
sebagai indikator tentang kebugaran organisasi di masa yang akan datang, karena
masa depan organisasi yang prospektif dapat mempengaruhi sejauh mana organisasi
tersebut dapat memperoleh dukungan terus menerus dan meningkat dari lingkungan
spesifiknya. Oleh karena itu para manajer sangat termotivasi untuk
mencari pertumbuhan.
Kedua, mengelola daur hidup dapat
meningkatkan kemungkinan untuk bertahan hidup. Organisasi yang besar mempunyai peluang dukungan yang lebih besar dari
pemerintah dibandingkan dengan organisasi yang kecil. Contohnya pada
tahun 1980 Pemerintah AS memberikan garansi kepada Chrysler Corporation sebesar
$ 1,5 milyar terhadap pinjaman-pinjamannya, karena organisasi ini memiliki nama besar dan merupakan organisasi yang besar pula.
Ketiga, Manajemen daur hidup memiliki kesamaan dengan efektifitas organisasi. Apabila organisasi
tumbuh dan menjadi lebih besar, maka orang lazim mengasumsikan bahwa organisasi
tersebut dikelola dengan efektif, mampu mengoptimalkan potensi organisasi,
mampu menghidupkan semangat entrepreneurship
di kalangan manajemen dan karyawan. Para eksekutif menunjukkan penjualan
yang makin meningkat, signifikan dan berkorelasi positif dengan tingkat biaya
dan laba bersih yang diperoleh organisasi. Perluasan pangsa pasar berbanding lurus dengan
tingkat pendapatan dan tingkat laba (return)
organisasi. Contoh: manajemen
rumah makan memperlihatkan lebih banyak pelanggan yang dilayani dibandingkan
dengan masa-masa pertumbuhan
sebelumnya. Dinas Pariwisata
mampu menunjukkan potensi daerah, baik potensi alam, potensi seni, potensi
keamanan maupun potensi kulinernya, sehingga dapat menarik wisatawan asing dan domestik. Semakin tinggi jumalh wisatawan maka akan
semakin tinggi pula pendapatan yang dapat diperoleh Dinas Pariwisata. Contoh –
contoh ini menggambarkan bagaimana organisasi dikelola dengan baik sehingga
organisasi mengalami track
daur hidup yang tumbuh kembang.
Keempat, manajemen daur hidup
adalah kekuasaan. Manajemen
daur hidup
suatu organisasi akan meningkatkan prestise, kekuasaaan dan keamanan kerja bagi
top manajemen. Pertumbuhan organisasi seiring dengan peningkatan
gengsi manajemen puncak organisasi tersebut. Manajemen
daur hidup juga
menjadikan organisasi tersebut mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang lebih
besar terhadap lingkungannya dibandingkan dengan organisasi yang kecil,
seperti pengaruh yang lebih besar terhadap pemasok, serikat buruh, pelanggan,
pemerintah dan lain sebagainya.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan yang
logis bahwa manajemen daur hidup bukanlah suatu kejadian yang kebetulan saja. Manajemen daur hidup memberikan keuntungan ekonomis bagi organisasi
dan keuntungan politis (kekuasaan) bagi eksekutif puncak organisasi
tersebut. Manajemen daur hidup harus direncanakan, dirancang, dikontrol dan
senantiasa dievaluasi agar daur
hidup organisasi dapat mencapai sasaran dengan tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar