HAKEKAT ORGANIZATION DEVELOPMENT
Oleh: Wahyu Purhantara
Berangkat dari pengertian kewirausahaan, dimana core entrepreneurship berada pada nilai,
kemampuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi,
maka hakekat dari organization development
based entrepreneurial spirit (ODES)
adalah:
1.
Kemampuan merumuskan tujuan hidup/ usaha. Tujuan
organisasi jangka panjang yang tercermin dalam visi, misi, dan tujuan strategis
harus mampu membumi, sehingga seluruh anggota organisasi mampu mencerna dan
merealisasikannya. Untuk itu tujuan hidup/ usaha perlu dikaji, dikoreksi, dan
diamati secara terus menerussecara periodik. Rumusan tujuan organisasi haruslah
mempertimbangkan factor-faktor: potensi, kapasitas, kompetensi organisasi;
kelemahan dan kekuatan organisasi; peluang pasar, kesan pasar, dan tingkat daya
serap pasar; serta faktor risiko yang mungkin timbul.
2. Kemampuan memotivasi diri untuk melahirkan
suatu tekad. Motivasi untuk maju, berkembang, dan memiliki daya beda dengan
organisasi lain senantiasa melekat pada diri anggota organisasi. Kemampuan ini
perlu mendapat dukungan dari manajemen, sehingga kemauan anggota organisasi
mampu ditangkap dan disalurkan melalui kran-kran yang memadahi, sehingga
motivasi ini dapat menjadi tekad bagi organisasi untuk selalu merespon adanya
perubahan.
3. Kemampuan untuk berinisiatif yaitu
kemampuan mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah dari orang lain. Pola
pembentukan kemampuan ini didasarkan atas budaya yang diberlakukan di
organisasi. Sebagai contoh, organisasi yang memberlakukan budaya kepada setiap
anggotanya untuk selalu berinisiatif di dalam mensikapi segala perubahan. Bagi
mereka yang memiliki inisiatif dan bermanfaat untuk pertumbuhan organisasi,
mereka diberi reward. Mereka adalah
orang-orang yang brilian dan menjadi aset berharga bagi organisasi.
4. Kebiasaan berinisiatif yang melahirkan
kreativitas organisasi. Kemampuan ini dijalankan secara berulang-ulang,
sehingga hal itu menimbulkan motivasi dan menjadi bagian dari hidup organisasi.
Budaya intrapreneurship sengaja
ditumbuhkan di organisasi untuk melatih dan membiasakan diri agar anggotanya
memiliki daya inisiatif yang kuat.
5. Kemampuan menciptakan modal uang atau
barang modal. Meskipun modal bukanlah yang utama bagi entreprneurial organization, namun inti dari penyataan ini adalah
bagaimana cara organisasi mampu mendatangkan investor untuk tertarik dan
bergabung di dalamnya. Artinya, organisasi mampu menciptakan peluang bagi
investor untuk menanamkan modalnya di bisnis yang dikelola organisasi. Upaya
ini dapat dilakukan dengan cara: pertama,
organisasi memiliki tingkat pertumbuhan return yang menarik bagi investor. Kedua, organisasi memiliki prospek
tumbuh dan berkembang di masa depan dengan ditunjukan melalui potensi,
kompetensi, dan nilai keunggulan budaya organisasi yang responsif terhadap
perubahan. Ketiga, organisasi memiliki
keunggulan produk yang diminati pelanggan pelanggan berkat kreatifitas dan
inovasinya.
6. Kemampuan mental yang dilandasi oleh agama.
Bagi ODES, terdapat dua hal yang perlu dikemukakan. Pertama, cara mengembangkan organisasi berwawasan keagamaan, yaitu
cara dan metode ODES harus mengacu pada tuntunan yang diajarkan agama. Bukan
menghalalkan segala cara untuk meraih harapan organisasi. Kedua, menerima hasil kerja dengan rasa syukur. Setiap orang atau
organisasi wajib berikhtiar untuk menggapai tujuan strategisnya, namun hasil
dari ikhtiar itu diserahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Semua hasil yang
dikehendaki manusia adalah kuasa-Nya. Oleh karenanya, berserah diri kepada
Tuhan merupakan cermin manusia yang bertaqwa, sehingga organisasi dan
anggotanya akan menerima segala hasil dari jerih payahnya dengan rasa syukur.
Rasa syukur atas kinerja organisasi adalah wujud dari sikap berserah diri atas
titah-Nya. Manusia, organisasi wajib berusaha mengembangkan diri, namun
Tuhanlah yang menentukan segalanya.
7. Kebiasaan diri dalam mengambil hikmah. Setiap
peristiwa pasti mengandung hikmah, dan hanya orang-orang yang cerdas saja yang
mampu mengkaji dan mengurai peristiwa menjadi hikmah. Demikian pula halnya,
setiap peristiwa di organisasi pasti akan memberi hikmah kepada organisasi itu
sendiri dan kepada anggotanya. Kebiasaan untuk merefleksikan diri terhadap
suatu kejadian menjadi pangkal dari cara mengambil hikmah. Manfaatnya adalah
organisasi dan anggotanya tidak mengulang kembali atas kelalaian dan tindakan
yang tidak cerdas, sehingga manajemen dapat menjalankan fungsinya (planning, organizing, actuating, and
controlling) secara baik. Keledai saja tidak ingin terantuk batu yang sama,
maka manusia yang cerdas tentu tidak ingin mengulang sejarah yang sama.
Hakekat ODES tersebut di
atas sangat bermanfaat pada proses transformasi nilai dan semangat
kewirausahaan yang digulirkan untuk mengembangkan organisasi. Pasa saat ini,
dimana proses perubahan berlangsung secara dinamis dan tidak mengenal waktu dan
tempat, organisasi sangat membutuhkan orang-orang yang memiliki jiwa dan
semangat entrepreneurship yang
tinggi. Artinya, melalui tangan-tangan anggota organisasi yang cerdas, kreatif,
inovatif, bernai menghadapi risiko, proses transformasi dapat secara cepat dan
mudah dikerjakan. Mereka telah terbiasa bekerja keras dan mensikapi
perubahan. Bagi mereka, perubahan bagian dari hidupnya. Perubahan sengaja
dilahirkan darinya, bukan hidup dengan menunggu perubahan. Mereka lebih
menyukai melakukan aksi perubahan, dari pada bereaksi menghadapi perubahan (agents
of change).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar