MENGGALI KREATIVITAS ORGANISASI YANG TERSEMBUNYI
Oleh: Wahyu Purhantara
Sejumlah teknik telah dikembangkan untuk menggali kreativitas dari
orang-orang biasa. Pada dasarnya hal ini merupakan teknik yang memungkinkan
mereka untuk membebaskan diri dari kebiasaan berfikir lama yang menutup
perhatian terhadap sejumlah besar ide baru. Sebagai seorang ekonom, Lord Keynes
pernah menegaskan bahwa ide-ide (pemikiran) lama
yang tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan kita akan ‘’bercabang ke setiap
sudut pemikiran kita’’ (Koonttz,
O’Donnell, & Weihrich, 1980).
Salah satu teknik untuk menggali kreativitas yang tersembunyi adalah pertama, teknik
sumbang saran (brainstorming). Sumbang saran adalah proses interaksi
antara sekelompok kecil orang dengan struktur sangat kecil yang bertujuan untuk
menghasilkan gagasan-gagasan baru dan inovatif dalam jumlah besar (Zimmerer dan
Scarborough, 2006). Dalam suatu organisasi dibentuk beberrapa kelompok
kecil, yang anggota-anggotanya didorong untuk mengusulkan ide-ide baru mengenai
segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi tersebut, denngan tidak
peduli bagaimana ide-ide tersebut pada saat pertamanya kelihatan seperti
dibuat-buat atau tidak praktis. Dan evaluasi dari usulan-usulan tersebut hanya
dimulai apabila telah didapatkan sejumlah besar ide-ide dari anggota kelompok
tersebut. Menurut Zimmerer dan
Scarborough (2006), brainstorming
bertujuan untuk menciptakan atmosfir yang terbuka dan tidak terhambat agar
anggota kelompok leluasa mengeluarkan gagasannya.
Menurut George R. Terry dalam bukunya Principles of Management dikatakan bahwa sudah menjadi suatu
pendapat umum bahwa interaksi-interaksi yang terjadi dalam suatu kelompok (group interactions) dapat menghasilkan ide-ide yang lebih
banyak dan lebih baik, karena setiap anggota kelompok tersebut dapat
menstimulasi (memberi rangsanagn) pada anggota lain. Dengan adanya pertanyaan–pertanyaan
dan saran-saran dapat memfokuskan perhatian anggota-anggota kelompok tersebut
pada proses kreativitas, dan dapat membuat seseorang sadar bahwa ada suatu ide
yang harus mereka temukan dan dicoba. (Koonttz, O’Donnell, & Weihrich, 1980). Kebanyakan ide-ide tersebut bukan berasal dari seorang genius, melainkan
dari suatu kerja yang lama dan berat.
Teknik kedua adalah forced association, yang
menekankan pada uasha untuk melakukan penggabungan dari krangka-kerangka acuan
yang berbeda, yang menurut Koestler diidentifikasikan sebagai sumber
kreativitas murni. Langkah pertama dalam teknik ini adalah menuliskan kata-kata
yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi. Kemudian menyusun suatu daftar
yang sama tentang kata-kata yang berhubungan dengan bidang yang berbeda sekali
dengan bidang masalah yang dihadapi tersebut. Dan anggota-anggota dari suatu
kelompok kemudian berusaha keras untuk melihat apakah hubungan kata-kata dari
daftar pertama denagn daftar kedua akan menghasilkan suatu ide baru yang
berguna atau tidak.
Sebagai contoh, sebuah
pabrik barang pecah-belah sedang menghadapi masalah untuk mencari suatu bentuk
produk baru. Pertama kali dibuat suatu daftar yang memuat semua kata yang berhubungan
dengan gelas; misalnya gelas minum, kaca hias, botol, kaca jendela, dan
sebagainya.juga dibuat daftar kedua yang mungkin berisikan kata-kata yang
berhubungan ndengan permainan-permainan. Dari kedua daftar ini kemudian dilihat
hubungan antara satu dengan yang lainnya, yang ternyata memungkinkan dapat
dikembangkan suatu ide untuk menghasilkan gelas minum yang dapat digunakan
dalam permaina baru. Atau jika daftar permainan tidak
menghasilakan suatu ide yang berharga, maka dapat pula dikembangkan daftar
ketiga yang berisikan kata-kata yang berhubungan dengan bidang lain.
Teknik ketiga adalah morphological analysis,
yang mengidentifikasi, menyusun daftar, menghitung, dan membuat parameter
kumpulan seluruh perlengkapan yang mungkin untuk mencapai suatu kemampuan
fungsional.
Jika hal ini menyangkut
masalah teknis, maka teknik ini akan merupakan suatu tugas yang rumit, tetapi
apabila berhubungan dengan masalah manajemen, maka teknik akan menjadi lebih
sederhana. Misalnya suatu perusahaan mempunyai sumber (resource) berupa jenis plastik baru yang tahan api. Dan masalahnya
adalah dari pengembangan bahan bakar tersebut, yaitu akan diproduksi dalam
bentuk apa. Langkah pertama yang diambil adalah menggambarkan suatu kubus pada
sehelai kertas, yang pada salah satu sudutnya disajiakn sumber tersebut, yaitu
plastik itu sendiri dalam berbagai macam bentuk yang mungkin dapat diproduksi.
Sudut kedua akan ditandai dengan kegunaan-kegunaan yang mungkin dari produk
tersebut. Dan sudut ketiga ditandai dengan keuntungan-keuntungan yang
berhubungan dengan kegunaannya ; misalnya aman, tahan lama, menarik, dan
sebagainya. Dari semua hal ini mungkin timbul suatu keputusan, misalnya untuk
mengembangkan kegunaan dari plastik tersebut sebagai penutup diding dan
ruangan. Di sini meskipun biaya pertamanya (initial
cost) mungkin lebih tinggi daripada kalau menggunakan kertas dinding (wall paper) atau cat, tetapi faktor
keamananya mungkin akan menyebabkan orang menggunakannya. Dan dapat pula
dipromosikan bahwa biaya pemeliharaanya akan lebih rendah karena tidak perlu
lagi menggantinya seperti kalau menggunakan kertas dinding atau cat. Kecuali
apabila yang bersangkutan memang menginginkan perubahan warna. Dan tentunya
masih terdapat sejumlah penggunaan lain yang dapat dikembangkan, yang mungkin
lebih mempunyai potensi dari pada yang sudah diusulkan tersebut.
Teknik keempat yakni rapid prototyping. Tehnik ini lebih
mengedepankan proses menciptakan model dari ide yang memungkinkan wirausahawan
menemukan kecacatan ide tersebut sehingga perbaikan rancangannya dapat
dilakukan (Zimmerer dan Scarborough, 2006). Rapid
prototyping mengubah ide menjadi model nyata yang memperlihatkan kecacatan
ide aslinya. Tehnik ini mengajukan tiga cara di dalam meningkatkan proses
kreatif yang lebih dikenal dengan 3R, yaitu Rough
(kasar), Rapid (cepat), dan Right (benar). Setiap gagasan dibuatkan
suatu model yang masih dalam bentuk kasar dari suatu ide. Model ini secara
terus menerus mengalami penyempurnaan secara cepat, dan akhirnya model yang
utuh dan benar. Kuncinya di dalam menjalankan 3R adalah sabar dan teliti.
Seperti halnya Thomas Edison yang berhasil menciptakan lampu pijar dengan
melalui proses percobaan dan penyempurnaan yang ratusan kali.
Tehnik kelima adalah teknik bionics. Tehnik bionics sering dipergunakan untuk menggali kreativitas yang tersembunyi terutama digunakan dalam inovasi teknis. Teknik
meneliti tentang bagaimana cara kerja organ-organ makluk hidup dalam
menghasilkan sesuatu, kemudian menerapkan cara kerja tersebut dengan
menggunakan peralatan untuk mendapatkan hasil yang sama. Contohnya, tipe
komputer yang baru dengan kemampuan yang lebih besar mungkin dapat dikembangkan
dengan mempelajari bagaimana cara bekerjanya otak manusia. Disini diusahakan
untuk mengetahiu cara berfikir atau car cara bekerjanya otak manusia yang
bekerja secara alami, kemudian hal ini digunakan sebagai dasar untuk
mengembangkan suatu tipe komputer baru.
Tehnik keenam yaitu mind mapping yaitu tehnik grafis yang mendorong pemikiran kedua sisi otak
manusia yang secara visual memperagakan berbagai macam hubungan di antara
gagasan, dan meningkatkan kemampuan untuk memandang masalah dari berbagai sisi
(Zimmerer dan Scarborough, 2006).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar