Translate

Rabu, 20 Maret 2013

Pengembangan Organisasi, Kreativitas Organisasi



MENGGALI KREATIVITAS ORGANISASI YANG TERSEMBUNYI

Oleh: Wahyu Purhantara

Sejumlah teknik telah dikembangkan untuk menggali kreativitas dari orang-orang biasa. Pada dasarnya hal ini merupakan teknik yang memungkinkan mereka untuk membebaskan diri dari kebiasaan berfikir lama yang menutup perhatian terhadap sejumlah besar ide baru. Sebagai seorang ekonom, Lord Keynes pernah menegaskan bahwa ide-ide (pemikiran) lama yang tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan kita akan ‘’bercabang ke setiap sudut pemikiran kita’’ (Koonttz, O’Donnell, & Weihrich, 1980).
Salah satu teknik untuk menggali kreativitas yang tersembunyi adalah pertama, teknik sumbang saran (brainstorming). Sumbang saran adalah proses interaksi antara sekelompok kecil orang dengan struktur sangat kecil yang bertujuan untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru dan inovatif dalam jumlah besar (Zimmerer dan Scarborough, 2006). Dalam suatu organisasi dibentuk beberrapa kelompok kecil, yang anggota-anggotanya didorong untuk mengusulkan ide-ide baru mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi tersebut, denngan tidak peduli bagaimana ide-ide tersebut pada saat pertamanya kelihatan seperti dibuat-buat atau tidak praktis. Dan evaluasi dari usulan-usulan tersebut hanya dimulai apabila telah didapatkan sejumlah besar ide-ide dari anggota kelompok tersebut. Menurut Zimmerer dan Scarborough (2006), brainstorming bertujuan untuk menciptakan atmosfir yang terbuka dan tidak terhambat agar anggota kelompok leluasa mengeluarkan gagasannya.
Menurut George R. Terry dalam bukunya Principles of Management dikatakan bahwa sudah menjadi suatu pendapat umum bahwa interaksi-interaksi yang terjadi dalam suatu kelompok (group interactions) dapat menghasilkan ide-ide yang lebih banyak dan lebih baik, karena setiap anggota kelompok tersebut dapat menstimulasi (memberi rangsanagn) pada anggota lain. Dengan adanya pertanyaan–pertanyaan dan saran-saran dapat memfokuskan perhatian anggota-anggota kelompok tersebut pada proses kreativitas, dan dapat membuat seseorang sadar bahwa ada suatu ide yang harus mereka temukan dan dicoba. (Koonttz, O’Donnell, & Weihrich, 1980).  Kebanyakan ide-ide tersebut bukan berasal dari seorang genius, melainkan dari suatu kerja yang lama dan berat.
Teknik kedua adalah forced association, yang menekankan pada uasha untuk melakukan penggabungan dari krangka-kerangka acuan yang berbeda, yang menurut Koestler diidentifikasikan sebagai sumber kreativitas murni. Langkah pertama dalam teknik ini adalah menuliskan kata-kata yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi. Kemudian menyusun suatu daftar yang sama tentang kata-kata yang berhubungan dengan bidang yang berbeda sekali dengan bidang masalah yang dihadapi tersebut. Dan anggota-anggota dari suatu kelompok kemudian berusaha keras untuk melihat apakah hubungan kata-kata dari daftar pertama denagn daftar kedua akan menghasilkan suatu ide baru yang berguna atau tidak.
Sebagai contoh, sebuah pabrik barang pecah-belah sedang menghadapi masalah untuk mencari suatu bentuk produk baru. Pertama kali dibuat suatu daftar yang memuat semua kata yang berhubungan dengan gelas; misalnya gelas minum, kaca hias, botol, kaca jendela, dan sebagainya.juga dibuat daftar kedua yang mungkin berisikan kata-kata yang berhubungan ndengan permainan-permainan. Dari kedua daftar ini kemudian dilihat hubungan antara satu dengan yang lainnya, yang ternyata memungkinkan dapat dikembangkan suatu ide untuk menghasilkan gelas minum yang dapat digunakan dalam permaina baru. Atau jika daftar permainan tidak menghasilakan suatu ide yang berharga, maka dapat pula dikembangkan daftar ketiga yang berisikan kata-kata yang berhubungan dengan bidang lain.
Teknik ketiga adalah morphological analysis, yang mengidentifikasi, menyusun daftar, menghitung, dan membuat parameter kumpulan seluruh perlengkapan yang mungkin untuk mencapai suatu kemampuan fungsional.
Jika hal ini menyangkut masalah teknis, maka teknik ini akan merupakan suatu tugas yang rumit, tetapi apabila berhubungan dengan masalah manajemen, maka teknik akan menjadi lebih sederhana. Misalnya suatu perusahaan mempunyai sumber (resource) berupa jenis plastik baru yang tahan api. Dan masalahnya adalah dari pengembangan bahan bakar tersebut, yaitu akan diproduksi dalam bentuk apa. Langkah pertama yang diambil adalah menggambarkan suatu kubus pada sehelai kertas, yang pada salah satu sudutnya disajiakn sumber tersebut, yaitu plastik itu sendiri dalam berbagai macam bentuk yang mungkin dapat diproduksi. Sudut kedua akan ditandai dengan kegunaan-kegunaan yang mungkin dari produk tersebut. Dan sudut ketiga ditandai dengan keuntungan-keuntungan yang berhubungan dengan kegunaannya ; misalnya aman, tahan lama, menarik, dan sebagainya. Dari semua hal ini mungkin timbul suatu keputusan, misalnya untuk mengembangkan kegunaan dari plastik tersebut sebagai penutup diding dan ruangan. Di sini meskipun biaya pertamanya (initial cost) mungkin lebih tinggi daripada kalau menggunakan kertas dinding (wall paper) atau cat, tetapi faktor keamananya mungkin akan menyebabkan orang menggunakannya. Dan dapat pula dipromosikan bahwa biaya pemeliharaanya akan lebih rendah karena tidak perlu lagi menggantinya seperti kalau menggunakan kertas dinding atau cat. Kecuali apabila yang bersangkutan memang menginginkan perubahan warna. Dan tentunya masih terdapat sejumlah penggunaan lain yang dapat dikembangkan, yang mungkin lebih mempunyai potensi dari pada yang sudah diusulkan tersebut.
Teknik keempat yakni rapid prototyping. Tehnik ini lebih mengedepankan proses menciptakan model dari ide yang memungkinkan wirausahawan menemukan kecacatan ide tersebut sehingga perbaikan rancangannya dapat dilakukan (Zimmerer dan Scarborough, 2006). Rapid prototyping mengubah ide menjadi model nyata yang memperlihatkan kecacatan ide aslinya. Tehnik ini mengajukan tiga cara di dalam meningkatkan proses kreatif yang lebih dikenal dengan 3R, yaitu Rough (kasar), Rapid (cepat), dan Right (benar). Setiap gagasan dibuatkan suatu model yang masih dalam bentuk kasar dari suatu ide. Model ini secara terus menerus mengalami penyempurnaan secara cepat, dan akhirnya model yang utuh dan benar. Kuncinya di dalam menjalankan 3R adalah sabar dan teliti. Seperti halnya Thomas Edison yang berhasil menciptakan lampu pijar dengan melalui proses percobaan dan penyempurnaan yang ratusan kali.
Tehnik kelima adalah teknik bionics. Tehnik bionics sering dipergunakan untuk menggali kreativitas yang tersembunyi terutama digunakan dalam inovasi teknis. Teknik meneliti tentang bagaimana cara kerja organ-organ makluk hidup dalam menghasilkan sesuatu, kemudian menerapkan cara kerja tersebut dengan menggunakan peralatan untuk mendapatkan hasil yang sama. Contohnya, tipe komputer yang baru dengan kemampuan yang lebih besar mungkin dapat dikembangkan dengan mempelajari bagaimana cara bekerjanya otak manusia. Disini diusahakan untuk mengetahiu cara berfikir atau car cara bekerjanya otak manusia yang bekerja secara alami, kemudian hal ini digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan suatu tipe komputer baru.
Tehnik keenam yaitu mind mapping yaitu tehnik grafis  yang mendorong pemikiran kedua sisi otak manusia yang secara visual memperagakan berbagai macam hubungan di antara gagasan, dan meningkatkan kemampuan untuk memandang masalah dari berbagai sisi (Zimmerer dan Scarborough, 2006).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar