CHANGE MANAGEMENT FOR ORGANIZATION
Oleh: Wahyu Purhantara
Perubahan adalah suatu yang
sangat sulit untuk dihindari, karena perubahan didorong oleh kekuatan internal
dan eksternal organisasi. Walaupun
lingkungan suatu organisasi secara terus menerus mengalami perubahan, hal ini
perlu adanya penilaian perubahan bagi siklus hidup organisasi. Hal ini berhubungan dan sangat tergantung pada
bentuk organisasi. Kurva
S menggambarkan penyesuaian pada hubungan yang panjang bagi kelangsungan hidup
suatu organisasi pada lingkungannya. Bagian kurva yang curam merupakan pertanda bagi organisasi sebagai
suatu periode yang segera
organisasi mengadakan perubahan besar. Bagian-bagian yang
lebih mendatar mengemukakan periode yang secara relatif stabil dari yang tidak
terpakai lagi. Selanjutnya
akan dibahas lebih dalam pada Bab 3.
Suatu jenis perubahan yang
benar memungkinkan suatu organisasi untuk memelihara siklus hidupnya dalam
perubahan lingkungannya. Pada pihak lain, jenis perubahan yang keliru
dapat menghancurkan suatu organisasi. Sebagai contoh, kematian, kehancuran, dan
kemunduran semuanya merupakan perubahan, hampir tidak dapat dipertahankan
sekaligus organisasi itu biasanya masih dibangun. Sebenarnya, kematian suatu
sistem dapat berlangsung dan memberikan keuntungan pada sistem-sistem
lainnya. Sebagai contoh, suatu perusahaan yang kompetitif dapat
memperoleh keberuntungan dari kegagalan suatu organisasi atau
sistem yang lain. Orang-orang yang revolusioner dapat pula memandang
penghacuran suatu sistem politik yang lama sebagai sesuatu yang perlu jika
cita-citanya ingin terlaksana. Tantangannya ialah menciptakan perubahan
yang dapat meningkatkan atau memperbarui posisi siklus hidup suatu
organisasi dalam lingkungannya. Pembaruan bukan hanya sekedar pembaruan
dan perubahan. Melainkan juga merupakan proses pembawaan hasil-hasil dari
perubahan ke dalam kebijakan dengan berbagai tujuan-tujuan organisasi.
Perubahan, menurut Lewin,
terjadi karena munculnya tekanan-tekanan terhadap organisasi, individu, atau
kelompok. Model yang ditemukan oleh Kurt Lewin ini merupakan suatu analisis kekuatan
lapangan atau lingkungan internal dan eksternal organisasi. Ia lebih
mengedepankan pertanyaan “mengapa” individu, kelompok, atau organisasi
melakukan perubahan. Dari pertanyaan ini, ia menemukan suatu analisis bahwa
perubahan organisasi dipenbgaruhi oleh dua kelompok yang saling berhadapan dan
saling bertentangan. Ia berkesimpulan bahwa kekuatan tekanan (driving force) akan berhadapan dan
melawan dengan keengganan (resistences)
untuk berubah (Kasali, 2005). Kekuatan-kekuatan yang mendorong perubahan di
satu sisi dan kekuatan-kekuatan yang menolak perubahan di sisi lain adalah dua
aspek yang selalu berhadapan dan bertentangan satu sama lain untuk menentukan
ke mana arah perubahan terjadi (Frinces, 2008). Perubahan akan terjadi jika ada
upaya untuk memperkuat driving force
yang sekaligus bagaimana cara melemahkan kekuatan resistence to change.
Lewin
menawarkan tiga langkah untuk melakukan perubahan organisasi, yaitu: Unfreezing, Changing, dan Refreezing.
1. Unfreezing yaitu suatu langkah penyadaran
kepada semua pihak dalam organisasi tentang perluanya perubahan. Unfreezing akan dihadapkan
dengan dilema atau disconfirmation,
individu atau kelompok menjadi sadar akan kebutuhan untuk perubahan. Dalam langkah pertama ini lebih difokuskan pada individu
atau kelompok yang menolak perubahan untuk diberikan pengertian dan harapan
akan adanya perubahan yang akan dilaksanakan.
2. Changing yaitu suatu langkah nyata untuk memperkuat kekuatan pendorong (driving force)
dan upaya memperlemah kekuatan penolak (resistences).
Pada langkah ini diperlukan diagnosa dan model baru perilaku untuk dieksplorasi dan diuji. Pada langkah kedua ini mengandung suatu penawaran
pilihan yang lebih jelas bagi kekuatan penolak.
3. Refreezing yaitu suatu langkah penerapan perilaku baru untuk dievaluasi dan jika memperkuat perubahan, maka perlu diadopsi. Langkah ini lebih menekankan adanya proses pembekuan, yaitu perilaku
yang berhasil dirubah perlu didukung oleh adanya sistem reward dan dilakukan
dengan menggunakan pendekatan kelompok kerja.
Secara ilmplisit dalam three step model yang dilembagakan Lewin merupakan pengakuan bahwa
perubahan yang dilakukan secara tidak serius dan komprehensif tidak akan
membuahkan hasil yang optimal. Usaha-usaha yang tidak berhasil dalam melakukan
perubahan dapat dianggap suatu kegagalan, dan kegagalan itu dipahami sebagai
refleksi dari apa yang ditawarkan oleh model Lewin tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar