Translate

Kamis, 21 Maret 2013

Pengembangan Organisasi, Risiko Inovasi



MEWIRAUSAHAKAN ORGANISASI

Oleh: Wahyu Purhantara 


 Risiko-risiko Inovasi
Beberapa inovasi yang menguntungkan kadang membutuhkan biaya yang sedikit atau sama sekali tidak membutuhkan biaya untuk mengmebangkannya, dan dapat cepat dilepaskan kembali apabila ternyata tidak dapat direalisasikan. Di pihak lain, umumnya inovasi yang merupakan tindakan inovasi lanjutan yang memerlukan investasi yang lebih besar lagi. Apabila inovasi lanjutan tidak dapat berjalan seperti apa yang diharapkan maka mungkin menyebabkan masalah besar bagi semua pihak yang berhubungan, yaitu bagi mereka yang mengusulkannya dan bagi mereka yang menyetujuinya.
Dengan alasan ini maka banyak manajer yang enggan untuk mengembangkan inovasi atau menganjurkannya pada orang lain. Mereka lebih memilih untuk mencari jalan yang aman dengan hanya melaksanakan pekerjaan seperti apa yang pernah dilakukan sebelumnya, sehingga tidak menanggung risiko dari kegagalan pengembangan inovasi. Tetapi ada satu hal yang tidak disadari oleh mereka, yaitu tidak semua inovasi membawa risiko. Apabila perusahaan mengabaikan inovasi maka mungkin pada akhirnya disingkirkan oleh perusahaan lain yang mau menerima ide-ide baru. Dan seorang manajer yang tidak pernah membuat sesuatu inovasi akan dianggap sebagai orang yang lambat, yang tidak akan pernah dapat dikembangkan. Pada akhirnya ia bahkan akan kehilangan pekerjaannya karena adanya orang-orang baru yang tidak takut untuk  mencoba sesuatu yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Untuk masalah ini, maka Terry mengatakan, bahwa kapasitas dari kebanyakan manajer dan nonmanajer untuk menemukan ide-ide baru dan kemudian menerapkannya dapat menjadi berlipat ganda dalam suatu periode yang pendek, apabila mereka mengembangkan suatu sikap yang membebaskan pikiran mereka dari ikatan mental mengenai pola atau kebiasaan, konformitas, dan kebudayaan. Dan empat hal  utama yang menghambat seseorang untuk menemukan ide-ide adalah:
1.      tidak adanya/kurangnya kepercayaan diri (self-confidence)
2.      takut untuk menghadapi kritikan-kritikan dan kegagalan
3.      bermaksud untuk menyesuaikan diri
4.      tidak cakap untuk berkonsentrasi
            Oleh karena itu, seorang manajer harus dapat mengatasi keempat hal tersebut, sehingga ia dapat mempunyai kemampuan untuk berkreasi dan menggunakan ide-idenya.
            Untuk mengurangi risiko-risiko yang mungkin ditimbulkannya maka dapat digunakan suatu cara yang disebut inovative imitation. Sebuah perusahaan tidak harus mengembangkan dan mengajukan inovasinya sendiri, karena tidak harus mengembangkan dan mengajukan inovasinya sendiri, karena tidak ada perusahaan yang mampu untuk selalu mengembangkan dan mencoba menjadi yang pertama dalam setiap inovasi. Oleh karena itu maka dianjurkan suatu sistem, untuk mengawasi inovasi yang dikembangkan oleh pihak lain, sampai pada saat yang tepat yaitu inovasi tersebut mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dengan baik. Tetapi selama itu, perusahaan juga harus tetap melaksanakan sejuamlah pengembangan di dalam perusahaan untuk sementara, sehingga perusahaan tidak akan terlalu jauh di belakang apabila ternyata inovasi yang dikembangkan oleh pihak lain tersebut akan berhasil. Dengan cara ini perusahaan dapat mengurangi risiko dari pengembangan inovasi.     
            Inovasi sering merupakan suatu proses yang lambat dan menjemukan. Contohnya, suatu ide dasar tunggal yang digunakan dalam suatu rencana mungkin memerlukan suatu studi yang sempurna, penelitian yang sempurna dan pengujian yang lengkap. Lagi pula untuk menerapkan suatu ide dasar biasanya memerlukan banyak ide kecil sebagai tambahan dalam rangka untuk mencapai sukses akhir. Dan juga dibutuhkan orang-orang yang berasal dari bidang yang berbeda-beda dan mempunyai kemampuan yang berbeda-beda sebelum ide baru tersebut digunakan. Untuk membantu dalam mencapai penerimaan suatu ide, ada beberapa butir (point) yang ditetapkan oleh Terry, yaitu:
  1. apakah ide-ide tersebut sudah dibuat secara terperinci dan lengkap?
  2. tuliskan keuntungan-keuntungan yang mungkin dicapai dengan penggunaan ide baru tersebut,
  3. buatlah ide baru tersebut mudah dimengerti dan dipahami oleh setiap orang!.
  4. bicarakan ide baru tersebut dengan beberapa orang untuk melihat kemungkinan terdapatnya kelemahan-kelemahan yang membutuhkan perbaikan!,
  5. sajikan rencana ide yang sudah diperbaharui tersebut pada saat yang tepat.
Bagi organisasi bisnis yang memiliki kedua kunci tersebut, ia tetap dapat bertahan hidup dan memiliki keunggulan tersendiri di dalam persaingan bisnis. Ia akan berani bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar. Menurut Zimmerer dan Scarborough (2006), sekalipun perusahaan kecil tidak mampu melawan perusahaan besar dalam hal pembiayaan, namun ia akan mampu menciptakan keunggulan-keunggulan kompetitif yang efektiv melalui penciptaan dan berinovasi (by outcreating and outinovating them).

Pengembangan Organisasi, Mewirausahakan Organisasi



MEWIRAUSAHAKAN ORGANISASI

Oleh: Wahyu Purhantara 


A.    Membangun organisasi yang kreatif
Sebuah bisnis diawali dari sebuah ide atau gagasan. Gagasan ini kemudian diimplementasikan dalam bentuk rencana bisinis, yang kemudian diuji kelayakannya. Hasil kelayakan ini akan menunjukkan apakah rencana bisnis ini feasible dan reasonable yang berdampak pada return bagi investor atau justru akan menghabiskan modal. Oleh karenanya, setiap pelaku bisnis akan menghargai suatu ide bisnis, karena ide akan melahirkan sesuatu yang baru; dan sesuatu ini akan berharga di kemudian hari. Menyadari akan hal ini, maka organisasi yang berbasis kewirausahaan akan menjunjung tinggi dan menghargai arti sebuah kreativitas. Organisasi ini akan memfasilitasi ide kreatif dari para karyawannya, mulai dari penyediaan tempat, anggaran, dan fasilitas lain untuk kepentingan uji coba sampai menghasilkan suatu produk baru. Dari sisi manajerial, mulai dari top manajer sampai pada first line managers akan membuka diri dan berupaya menumbuhkembangkan kreativitas dari para karyawannya. Tahapan ini sering disebut tahapan insepsi (Winardi, 2003).
Tahapan kedua adalah tahapan pelaksanaan ide-ide kreatif. Pada tahapan ini, analisis implementatif lebih mendominasi, karena pada tahapan ini gagasan telah dioperasionalisasikan dan dikondisikan pada realitas di lapangan. Pemikiran analisis diperlukan untuk: pertama, mendapatkan umpan balik antara gagasan dengan realitas. Kedua, menciptakan perangkat-perangkat lunak (petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis operasional) agar gagasan dapat direalisasikan secara mudah. Ketiga, untuk mendapatkan gambaran nyata dari pekerjaan yang terkait di dalam gagasan. Untuk kepentingan-kepentingan ini, organisasi yang kreatif akan dikembangkan dalam : pendelegasian wewenang, struktur organisasi, standar kinerja, standar kualitas, pengendalian biaya, dan lain-lain. Kebutuhan pemikiran analitikal ini, menurut Winardi (2003), akan menghasilkan suatu organisasi dimana pekerjaan dilakukan oleh banyak orang yang dikoordinasikan secara efisien. 
Zimmerer dan Scarborough (2002) mengusulkan bahwa kreativitas organisasi akan berhasil apabila disalurkan dan diarahkan. Oleh karenanya, kreativitas harus dikelola dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen, sehingga kreativitas sangat bermanfaat untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Menyadari akan hal ini, maka kreativitas organisasi adalah suatu keharusan untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi bisnis (survival organization).

Pengembangan Organisaasi, Inovasi dlm Organisasi



MEWIRAUSAHAKAN  ORGANISASI

Oleh : Wahyu Purhantara


A.    Inovasi dalam Organisasi
         Walaupun di kebanyakan perusahaan atau organisasi membentuk bagian riset dan pengembangan dalam rangka memusatkan kreativitas dan inovasi, namun di dalam kenyataanya ‘’ide besar’’… terletak di jalan; tumbuh atau munculnya ketika seseorang bermimpi atau ketika ia sedang liburan. Inovasi dalam organisasi sering berkisar dalam masalah mengembangkan bagaimana mengkombinasikan kerja yang ada dengan kreativitas yang muncul.
Inovasi berhubungan dengan kreativitas. Gary Steiner memberi gambaran bahwa kreativitas berhubungan erat dengan dengan pengembangan, usulan dan implementasi solusi-solusi baru yang lebih baik, serta berhubungan pula dengan produktivitas yang merupakan aplikasi efisien solusi-solusi terbaru tersebut (Barry M. Stow, 1991). Pernyataan ini menunjukkan bahwa kreativitas akan memiliki nilai atau lebih bermakna jika diimplementasikan ke dalam bentuk langkah inovasi, yaitu tindakan yang berupa pengembangan, usulan dan implementasi untuk menghasilkan suatu produk atau cara terbaru. Zimmerer dan Scarborough mengartikan inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan solusi-solusi kreatif terhadap masalah-masalah dan peluang-peluang tersebut (2006). Dengan demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa kreativitas memusatkan pada penciptaan ide atau gagasan baru, sedang inovasi adalah melaksanakan ide atau gagasan baru itu yang sifatnya lebih implementatif dalam tindakan.
Banyak ide-ide yang muncul disamping teori-teori yang hebat, namun belum tentu akan bermanfaat. Namaun sering pula terjadi suatu ide yang kedengarannya sederhana, seperti katakanlah perubahan di dalam prosedur kerja, bahan-bahan yang digunakan, atau hal lainnya di dalam kegiatan usaha, justru akan membuahkan hasil yang nantinya dapat tampak dalam laporan rugi laba perusahaan. Banyak pula ide yang hilang, karena ide tersebut tidak pernah sampai pada pihak yang sebenarnya dapat menggunakannya, seperti misalnya ide yang datang dari seorang pekerja yang mungkin tidak pernah ditanggapi oleh manajer tingkat rendah, apalagi menajer tersebut malahan memandang ide pekerja sebagai kritik terhadap cara ataupun prosedur dalam melaksanakan pekerjaan yang dilakukan oleh manajer tersebut.
         Untuk pekerja pelaksana harus adapula sistem untuk memajukan usulan atau ide-ide baru. Dikebanyakan organisasi atau perusahaan, sistem ini sering hanya ada bagi pengawas saja, dan bahkan ada banyak pula sistem untuk memajukan usul atau ide baru hanya berlaku bagi manajer tinggi saja. Keadaan semacam ini tentunya akan membuat suatu ide yang bagus tidak akan pernah sampai pada orang-orang yang sebenarnya memerlukan serta dapat menggunakannya.
         Salah satu ide yang mendorong kreativitas ke arah inovasi perlu dikembangkan dalam dunia usaha atau perusahaan. Salah satu cara adalah bahwa setiap orang dalam organisasi perusahaan dapat menyampaikan atau mengusulkan idenya untuk diterapkan dalam pekerjaan pada bagian masing-masing. Jika ide ini tepat untuk bagiannya, selanjutnya pimpinan bagian riset dan bagian pemasaran, selanjutnya kan mencoba menerapkan ide tersebut. Apabila cocok kemungkinan dapat diterima atau bila tidak cocok harus ditinggalkan ide tersebut.
         Program dan prosedur semacam ini, dapat membantu terpeliharanya iklim kreativitas, memberi semangat pada anggota ataupun manajer untuk tetap memerlukan pikirannya dalam rangka inovasi.

Mewirausahakan Organisasi



MEWIRAUSAHAKAN ORGANISASI

Oleh: Wahyu Purhantara 

A.    Mendinamisasikan semangat wirausaha
Organisasi tidak akan serta merta mampu mendinamisir dirinya tanpa adanya suatu ruh yang hidup di dalamnya. Ruh dinamisasi ini sangat ditopang budaya dan jiwa organisasi dan orang-orang yang berada di dalamnya. Dinamisasi organisasi atau perusahaan sangat bergantung pada tingkat responsivitas dirinya terhadap perubahan eksternal, seperti perubahan dan peningkatan kebutuhan pelanggan, perkembangan ilmu dan teknologi, perubahan ekonomi makro dan global, dll.
Perubahan-perubahan ini adalah suatu fakta yang harus direspon oleh organisasi perusahaan. Sebab perubahan tidak mungkin dihindari. Perusahaan yang dinamis adalah perusahaan yang mampu menjawab perubahan, karena itulah perubahan dapat bermakna sebagai peluang dan sekaligus sebagai ancaman. Apabila perusahaan tidak mampu menghadapinya, maka perubahan akan menjadi ancaman bagi keberadaan perusahaan. Dan sebaliknya, jika perusahaan senantiasa mengedepankan semangat entrepreneur maka perubahan dapat dijadikan peluang olehnya. Oleh karenanya, semangat entrepreneur harus menyatu dan menjadi ruh bagi perusahaan agar dirinya mampu memanfaatkan perubahan sebagai suatu keuntungan.
Langkah pertama yang harus ditempuh oleh organisasi atau perusahaan untuk mendinamisasikan semangat entrepreneur adalah menghidupkan semangat intrapreneur (entrepreneur dalam perusahaan). Perusahaan membuka peluang kepada semua karyawannya untuk bebas melakukan kreativitas. Kreativitas karyawan harus dihargai dan dilindungi. Secara aplikatif, mereka yang memiliki kelebihan kreativitas di dalam produksi dan inovasi layanan atau terobosan lain wajib diberi peluang dan dibiayai oleh perusahaan. Dari mereka inilah perusahaan akan memunculkan keunggulan kompetitif dan sekaligus merespon perubahan zaman.
Langkah kedua, Zimmerer dan Scarborough (2003) memberikan solusi langkah terbaik untuk mewirausahakan organisasi. Mereka berpendapat bahwa dorongan kreativitas muncul dari perubahan pasar. Untuk itu, organisasi atau perusahaan melakukan upaya:
a.       Mendidik semua SDM dengan prinsip customer oriented. Proses ini dijalani untuk mengetahui: mengapa pelanggan mau melakukan pembelian produk/ jasa, masalah apa yang mereka munculkan atas produk/ jasa, apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan mereka, apakah pelanggan selama ini merasa dipuaskan, mengapa mereka setia dan loyal terhadap produk/ jasa kita, dan lain-lain.
b.      Mendidik semua SDM tentang pentingnya nilai kemajuan/ perbaikan pada suatu produk, pemasaran, dan proses distribusi dari perusahaan sampai ke tangan pelanggan. Perbaikan ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya kompetitif perusahaan dengan mengacu pada perubahan yang terjadi di tingkat bisnis.Competitive oriented merpakan suatu langkah organisasi atau perusahaan untuk selalu berupaya berbuat yang lebih baik, karena pesaing akan senantiasa mencari kelemahan-kelemahan organisasi.
c.       Menciptakan lingkungan organisasi atau perusahaan yang kondusif, yaitu lingkungan yang membantu perkembangan ide-ide baru dan dorongan kepada SDM untuk mengedepankan ide-ide. Lingkungan kondusif untuk mengembangkan ide dan komunikasi antar SDM yang terbuka sengaja diciptakan dan menjadi ruh organisasi untuk lebih maju dan berkembang. Tidak ada super hero dalam satu wadah organisasi, sehingga hanya dia yang boleh berinisiatif dan berkreativitas. Semua pihak ikut berfikir dan berperilaku positif untuk mengembangkan ide-idenya.