PENYUSUNAN PROGRAM DAN METODE PELATIHAN TENAGA KERJA
Oleh: Wahyu Purhantara
macam keterampilan yang pada umumnya diberikan dalam pelatihan :
a. Knowledge based skill ( keterampilam
yang berbasis pada pengetahuan yang dikuasai misalnya training untuk menjalani
pekerjaan sebagai customer service) ;
b. Singular behavior skill ( kecakapan
perilaku kerja yang sederhana misalnya senyum dalam melayani cutomer);
c. Limited interpersonal skill (kemampuan
interpersonal terbatas misalnya cara mendelegasikan tanggung jawab terhadap
bawahan) ;
d. Social interactive skills (keterampilan
sosial-interaktif misalnya kemampuan untuk memanage konflik, kepemimpinan yang
efektif).
2. Penetapan
sasaran Sasaran dibagi menjadi dua yaitu sasaran umum, yang masing-masing
dibedakan lagi menjadi sasaran pelatihan (adanya pengenalan prinsip-prinsip
umum yang dapat digunakan dalam situasi kerja sehari-hari) dan sasaran bagi
subjek (setelah mengikuti pelatihan karyawan menampilkan perilaku kerja yang
seusai dan yang didapatkannya dari pelatihan). Sasaran khusus; sasaran kognitif
(peserta memahami dan mampu mengidentifikasi), sasaran afektif (peserta
menunjukkan adanya kesediaan), sasaran psikomotor (penguasaan motorik dalam
menjalani pekerjaan misalnya mengetik).
3. Penetapan
kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya Jika sebagaian besar trainee menunjukkan adanya penguasaan,
maka dapat disimpulkan proses pelatihan efektif. Untuk mengetahui adanya
penguasaan yang meningkat, sebelum pelatihan dilakukan ujian tentang taraf
penguasaan trainee (pre-test), dan
dibandingkan dengan hasil ujian yang diberikan setelah pelatihan diberikan,
kemudian dihitung taraf kontribusinya.
4. Penetapan
metode pelatihan:
a. kuliah :
untuk biaya yang rendah dan waktu yang cukup singkat
b. konprensi
: pengembangan pengertian dan pembentukan sikap baru melalui diskusi
c. studi
kasus : untuk melatih daya fikir yang analitis
d. bermain
peran : pemahaman mengenai pengaruh perilaku melalui sandiwara
e. bimbingan
terencana : urutan langkah yang menjadi pedoman kerja
f. simulasi
: melatih dalam kondisi kerja buatan yang mirip dengan kondisi kerja asli
5. Percobaan
dan riset Setelah kebutuhan pelatihan, sasaran pelatihan ditetapkan, kriteria
keberhasilan dan alat ukurnya dikembangkan, bahan untuk latihan dan metode
latihan disusun dan ditetapkan maka langkah berikutnya adalah melakukan uji
coba paket penelitian. Model penilaian efektifitas dari program
pelatihan/pengembangan Tujuannya adalah transfer
of knowledge dan efektivitas program dirumuskan dalam “apakah tercapainya
sasaran pelatihan menghasilkan peningkatan unjuk kerja pada pekerjaan?. Sacket
dan Mullen (1993) tujuan evaluasi program dibagi dua : aspek perubahan dan
aspek tingkat unjuk kerja yang dicapai. Model reaksi dari trainee Adanya penilaian dari peserta sebagai umpan balik terhadap
program Model after-only dan before-only
Didasarkan pada hasil tes yang dilakukan setelah pelatihan diberikan (after) Didasarkan pada hasil tes yang
dilakukan sebelum pelatihan diberikan (before)
Didasarkan pada hasil tes sebelum dan sesudah pelatihan diberikan (before-after) Model implikasi bagi
karyawan Dengan pelatihan kontribusi karyawan menjadi bertambah, maka
implikasinya adalah harus ada imblan seperti kenaikan karir atau gaji.
Metode
Pelatihan Kerja:
Menurut Cherrington (1995:358), dikatakan bahwa metode dalam
pelatihan dibagi menjadi dua yaitu: on
the job traning dan off the joh
training. On the job training
lebih banyak digunakan dibandingkan dengan off
the job training. Hal ini disebabkan karena metode on the job training lebih berfokus pada peningkatan produktivitas
secara cepat. Sedangkan metode off the
job training lebih cenderung berfokus pada perkembangan dan pendidikan jangka
panjang.
On The Job Training dibagi menjadi 6 macam yaitu:
On The Job Training dibagi menjadi 6 macam yaitu:
1. Job
instruction training, pelatihan ini memerlukan analisa
kinerja pekerjaan secara teliti. Pelatihan ini dimulai dengan penjelasan awal
tentang tujuan pekerjaan, dan menunjukan langkah-langkah pelaksanan pekerjaan.
2. Apprenticeship, pelatihan ini mengarah pada
proses penerimaan karyawan baru, yang bekerja bersama dan dibawah bimbingan
praktisi yang ahli untuk beberapa waktu tertentu. Keefektifan pelatihan ini
tergantung pada kemampuan praktisi yang ahli dalam mengawasi proses pelatihan.
3. Internship
dan assistantships, pelatihan ini hampir sama dengan
pelatihan apprenliceship hanya saja
pelatihan ini mengarah pada kekosongan pekerjaan yang menuntut pendidikan
formal yang lebih tinggi. Contoh internship training adalah cooperalive education project, maksudnya
adalah pelatihan bagi pelajar yang menerima pendidikan formal di sekolah yang
bekerja di suatu perusahan dan diperlakukan sama seperti karyawan dalam
perusahaan tetapi tetap dibawah pengawasan praktisi yang ahli.
4. Job
rotation dan transfer, adalah proses belajar yang
biasanya untuk mengisi kekosongan dalam manajemen dan teknikal. Dalam pelatihan
ini terdapat 2 kerugian yahu: peserta pelatihan hanya merasa dipekerjakan
sementara dan tidak mempunyai komitmen untuk terlibat dalam pekerjaan dengan
sungguh-sungguh, yang kedua, banyak waktu yang terbuang untuk memberi orientasi
pada perserta terhadap kondisi pekerjaan yang baru. Tetapi pelatihan ini juga
mempunyai keuntungan yaitu: jika pelatihan ini diberikan oleh manajer yang ahli
maka peserta akan memperoleh tambahan pengetahuan mengenai peiaksanaan dan
praktek dalam pekerjaan.
5. Junior
boards dan committee assingments, alternatif pelatihan dengan
memindahkan perserta pelatihan kedalam komite untuk bertanggungjawab dalam
pengambilan keputusan administrasi. Dan juga menempatkan perserta dalam anggota
eksekutif agar memperoleh kesempatan dalam bennteraksi dengan eksekutif yang
lain.
6. Couching
dan counseling, pelatihan ini merupakan aktifitas
yang menharapkan timbal balik dalam penampilan kerja, dukungan dari pelatih,
dan penjelasan secara berlahan bagaimana melakukan pekerjaan secara tepat.
Off the job training dibagi menjadi 13 macam:
- Vestibule training: pelatihan dimana dilakukan ditempat tersendiri yang dikondisikan seperti tempat aslinya. Pelatihan ini digunakan untuk mengajarkan keahlian kerja yang khusus.
- Lecture: merupakan pelatihan dimana menyampaikan berbagai macam informasi kepada sejumlah besar orang pada waktu bersamaan.
- Independent self-study: pelatihan yang mengharapkan peserta untuk melatih diri sendiri misalnya dengan membaca buku, majalah profesional, mengambil kursus pada universitas lokal dan mengikuti pertemuan profesional.
- Visual presentations: pelatihan dengan mengunakan televisi, film, video, atau persentasi dengan menggunakan slide.
- Conferences dan discusion: pelatihan ini biasa digunakan untuk pelatihan pengambilan keputusan dimana peserta dapat belajar satu dengan yang Iainnya.
- Teleconferencing: pelatihan dengan menggunakan satelit, dimana pelatih dan perseta dimungkinkan untuk berada di tempat yang berbeda.
- Case studies: pelatihan yang digunakan dalam kelas bisnis, dimana peserta dituntut untuk menemukan prinsip-prinsip dasar dengan menganalisa masalah yang ada.
- Role playing: pelatihan dimana peserta dikondisikan pada suatu permasalahan tertentu, peserta harus dapat menyelesaikan permasalahan dimana peserta seolah-olah terlibat langsung.
- Simulation: pelatihan yang menciptakan kondisi belajar yang sangat sesuai atau mirip dengan kondisi pekerjaan, pelatihan ini digunakan untuk belajar secara teknikal dan motor skill.
- Programmed instruction: merupakan aplikasi prinsip dalam kondisi operasional, biasanya menggunakan computer.
- Computer-based training: merupakan program pelatihan yang diharapkan mempunyai hubungan interaktif antara komputer dan peserta, dimana peserta diminta untuk merespon secara langsung selama proses belajar.
- Laboratory training: pelatihan ini terdiri dari kelompok-kelompok diskusi yang tak beraturan dimana peserta diminta untuk mengungkapkan perasaan mereka terhadap satu dengan yang lain. Tujuan pelatihan ini adalah menciptakan kewaspadaan dan meningkatkan sensitivitas terhadap perilaku dan perasaan orang lain maupun dalam kelompok.
- Programmed group excercise: pelatihan yang melibatkan peserta untuk bekena sama dalam memecahkan suatu permasalahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar