LIFE CYCLE OF ORGANIZATION
Oleh: Wahyu Purhantara
Lingkungan
persaingan saat sekarang ini sangatlah
dinamis dan bergejolak. Dinamis, kondisi persaingan dipengaruhi oleh banyak
sisi (pendatang baru, subtitusi, konsumen, pemasuk, pesaing industri) dan
berjalan sangat cepat (tidak mengenal waktu). Bergejolak, kondisi persaingan
tidak dapat diikuti iramanya, karena kondisinya tidak menentu yang dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan makro dan mikro. Ini dapat kita lihat adanya
perubahan-perubahan mendasar organisasi pada sisi kontruksi, ide, struktur, dan
pola-pola hubungan dalam tubuh organisasi. Untuk mempercepat proses percepatan
perubahan, organisasi melakukan identifikasi pada faktor-faktor yang
mempengaruhi kekuatan organisasi. Tentu saja upaya ini akan menimbulkan pertanyaan
banyak pihak, ketika organisasi melakukan reidentifikasi untuk melakukan
penataan ulang sebagai upaya percepatan perubahan organisasi.
Bagi organisasi yang tidak memiliki sifat
responsivitas yang tinggi otomatis akan digilas oleh perubahan, dan otomatis
hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Jika dikaitkan dengan life cycle of organization (LCO), maka usia organisasi akan mengalami decline pada usia yang belum tua.
Kondisi ini sangat tidak menguntungkan bagi seluruh stakeholders organisasi. Dengan kepekaan tersebut, organisasi tidak
hanya akan lebih cepat mengadakan reaksi, akan tetapi melakukan antisipasi
untuk menyesuaikan tujuan, strategi, kebijaksanaan, taktik serta desain dan
struktur organisasi pada situasi yang berubah. Organisasi yang baik adalah
organisasi yang dapat melihat ke depan (outward
looking) dan dapat mempersiapkan diri untuk itu. Organisasi harus
mempersiapkan forecast dan estimasi situasi lingkungan, agar lebih
cepat tanggap dan dapat bersiap-siap sebelumnya terhadap perubahan lingkungan.
Organisasi sangat tergantung pada lingkungan, dengan demikian organisasi harus
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada
lingkungan, apabila ingin tetap bertahan (survival) dan berumur
panjang. Untuk itu diperlukan pengawasan atau monitoring terhadap
perubahan lingkungan dan pengembangan rencana-rencana untuk bertahan dengan
perubahan-perubahan yang sesuai dengan perubahan lingkungan. Pada bagian ini
akan dikutip beberapa pendapat para ahli teori organisasi yang menjelaskan
mengenai pertumbuhan organisasi, teori tentang kelembagaan dan daur hidup
organisasi serta kemunduran organisasi sebagai berikut :
Model Pertumbuhan Organisasi menurut Larry
Greiner (dalam Robbins, 1990) ada 5 tahap, yaitu :
1. Tahap kreatifitas
2. Tahap pengarahan
3. Tahap pendelegasian
4. Tahap koordinasi
5. Tahap kerjasama
Quinn dan Cameron (dalam Daft,
1998) merumuskan model perkembangan organisasi menurut ada 4 tahap,
yaitu :
1.
Tahap
entrepreneurial
2.
Tahap bersama
3.
Tahap formalisasi
4.
Tahap kerjasama
Sementara itu Jones (1998) mendefinisikan siklus hidup
organisasi sebagai suatu: “tahap siklus hidup
organisasi, dimana organisasi mampu mengembangkan nilai kreasi dan kompetensi
sehingga mendapatkan sumberdaya tambahan. Pertumbuhan ini
memungkinkan organisasi meningkatkan pembagian kerja dan spesialisasi serta
sekaligus mengembangkan keunggulan kompetitif”.
Menurut Stephen P .Robbins (1990) bahwa daur hidup (life cycle) : ”Digunakan untuk memperlihatkan bagaimana organisasi itu bergerak melalui empat tahap:
kelahiran atau pembentukan, pertumbuhan, kedewasaan, dan kemunduran.”
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa siklus hidup organisasi merupakan suatu kesatuan proses hidup organisasi dengan dimulai dari lahir, tumbuh, berkembang, dewasa, dan berkahir dengan kemunduran. Di dalam menjalani proses LCO, setiap organisasi akan dituntut untuk berkreatif, inovatif, dan responsif (sebagai sumber daya organisasi) sesuai dengan kompetensi organisasinya untuk mencapai sustainable of organizatio. Proses LCO ini meliputi proses: formasi, pertumbuhan, kedewasaan, dan kemunduran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar