MENYIKAPI AL-QUR'AN
Oleh: Wahyu Purhantara
Al Que’an al Karim adalah kitab Allah merupakan
kitab pedoman hidup kita, karena di dalamnya mengandung ajaran Allah yang akan
menyelematkan umatNya di dunia dan
akhirat. Jadi kita tidak perlu ragu-ragu lagi kepada Al Qur’an sebagai wahyu
Allah. Untuk itu, kita sebagai kaum muslim wajib mensikapi dengan beberapa
langkah, yaitu: tilawah, tadabbur, dan menghafalkannya.
1. TILAWAH
Tilawah (membaca) Al-Qur'an wajib
hukumnya. Firman Allah SWT: "Dan bacalah Al-Qur'an secara tartil"
(QS. 73:4). Tartil artinya membaca Al-Qur'an dengan tenang (tidak
terburu-buru) dan dengan membaca huruf-hurufnya secara jelas.
Rasulullah SAW pun bersabda :
"Bacalah oleh kalian Al-Qur'an karena ia akan menjadi syafa'at bagi para
pembacanya di hari Kiamat." (HR. Muslim, hadits No. 989, hal 414)
Beliau juga memberikan perbandingan
antara orang yang rajin membaca Al-Qur'an dengan Muslim yang tidak membaca
Al-Qur'an: "Perumpamaan orang mu'min yang membaca Al-Qur'an bagaikan buah
utrujjah (sejenis jeruk). Harum baunya, rasanya juga manis. Perumpamaan orang
mu'min yang tidak membaca Al-Qur'an bagaikan buah korma. Rasanya manis, tapi
tidak berbau harum. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur'an bagaikan
buah raihanah. Baunya harum, tapi rasanya pahit. Perumpamaan orang
munafik yang tidak membaca Al-Qu'an bagaikan buah handzolah. Baunya
busuk, rasanya pun pahit." (Muttagaq 'alaih, hadits No. 993, hal 415).
Fadlilah (keutamaan) membaca Al-Qur'an
pun luar biasa. Rasulullah SAW. menjanjikan pahala yang luar biasa dari
Allah SAW. Sabdanya: "Barangsiapa yang membaca satu huruf Al-Qur'an, maka
dia mendapat satu kebaikan, dan satu kebagikan akan dibalas dengan sepuluh kali
lipat. Aku tidak mengatakan aliif laam mim satu huruf, melainkan alif satu
huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf." (HR. At-Tirmidzi,
hadits No. 997, hal. 416)
Sabdanya pula: "Orang yang membaca
Al-Qur'an dengan mahir (fasih dan tidak melakukan kesalahan dalam waqaf, dsb.)
bersama malaikat yang selalu taat. Dan orang yang membaca Al-Qur'an dengan
terbata-bata dan merasa berat mendapat dua pahala." (Muttafaq 'alaih,
hadits No. 992, hal. 415).
Memahami hal itu, tak mengherankan jika
para sahabat dalam kesehariannya tidak pernah lupa membaca Al-Qur'an. Semangat
mereka dalam membaca Al-Qur'an disamping ibadah ibadah yang lainnya begitu
hebat. Sampai-sampai seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Amer bin Al-'Ash
pernah punya kebiasaan mengkhatamkan Al-Qur'an dalam sehari. Namun hal itu
tidak direstui oleh Rasulullah SAW. Beliau memerintahkan agar Abdullah
menyelesaikannya dalam satu bulan.
Abdullah berkata, "Ya Rasulullah,
aku masih sanggup melakukan yang lebih dari itu." Rasulullah menjawab,
" Selesaikanlah dalam dua puluh hari." Abdullah masih minta tambah,
"Saya masih bisa menyelesaikanya lebih cepat."
"Selesaikanlah dalam sepuluh
hari!" kata Rasulullah SAW. Selanjutnya sampai akhirnya Rasulullah
menegaskan, "Selesaikanlah baca Al-Qur'an dalam sepekan dan jangan kurang
dari dari itu."
Memang sudah saatnya kita menggulirkan
syi'ar "Tiada Hari Tanpa Al-Qur'an". Tidak sedikit Muslimah
yang merasa rugi karena satu hari terlewat tanpa baca koran, namun tidak
demikian halnya ketika berhari-hari tidak "bersentuhan" dengan
Al-Qur'an.
2. TADABBUR
Perlu diingat,
Al-Qur'an dibaca bukanlah semata-mata dikejar pahala bacaannya saja. Al-Qur'an
hanyalah akan menjadi ruh bagi pembacanya bila disertai dengan tadabbur. Allah
berfirman: "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mentadabburi ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang
mempunyai akal mendapat pelajaran." (QS. 38: 29)
Firman-Nya
pula: "Maka, apakah mereka tidak mentabburi Al-Qur'an? Kalau Sekiranya
Al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentunya mereka akan mendapatkan
pertentangan yang banyak di dalamnya." (QS. 4:82)
Tadabbur adalah
upaya menghayati dan memahami kandungan Al-Qur'an. Untuk mentadabburi Al-Qur'an
ada beberapa langkah yang harus ditempuh.
Pertama, sebelum mulai
membaca Al-Qur'an, bertanyalah di dalam hati: "Apakah jiwa saya bersama
Allah ataukah bersama yang lainnya?" Sebab, buila jiwa sedang dikuasai
oleh masalah-masalah duniawi, sulit rasanya seseorang menjalin hubungan yang
mesra dengan Allah SWT. Kalau jalinan in tidak ada mustahil akan terjadi kontak
batin antara dia dnegan Al-Qur'an. Dengan demikian Al-Qur'an baginya hanya
merupakan sendandung angin lalu yang tidak meninggalkan bekas 'atsar'
sedikitpun dalam dirinya.
Allah
menegaskan bahwa seseorang tidak mungkin memiliki keterpautan hati kepada dua
hal yang kontradiktif. Firmannya: "Allah sekali-kali tidak menjadikan
bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya." (QS. 33:4)
Kedua,
memperhatikan, merenungkan, serta menghayati setiap ungkapan Al-Qur'an yang
dibaca. Memang, bila tidak memahai bahasa Arab akan sulit rasanya untuk
menghayati ayat Al-Qur'an secara langsung. Namun, tidak adanya penguasaan
bahasa Arab janganlah dijadikan penghalang utnuk melakukan tadabbur Al-Qur'an.
Bukankah kita
bisa menggunakan terjemahan, misalnya. Ya, habis bagaimana lagi. Kenyataannya
tidak cukup banyak Muslim/Muslimah yang menguasai bahasa Al-Qur'an. Lalu, tidak
berhakkah mereka menikmati isi Kitabullah ini? Tentu saja kita termasuk
kategori in, karena itu kita harus mencari bimbingan dari orang-orang yanb
berkompentensi dalam bidang tersebut agar tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan dalam memahami Al-Qur'an ini.
Ketiga, hendaklah
kita membaca Al-Qur'an dengan diliputi perasaan bahwa kitalah yang sedang
diajak berbicara doleh Allah SWT. Dengan demikian, kita akan benar-benar memasang
telinga dan hati untuk menerima segala titah-Nya.
Keempat, memasang akal
dan pikiran untuk menangkap isyarat-isyarat yang bersifat kauniyah. Al-qur'an
kitab ilmu pengatahuan, Tapi, bukan berarti bahwa segala macam rumus
matematika, kimia, ataupun fisika termuat dalam Al-Qur'an. Bukan, Melainkan
Al-Qur'an merupakan sumber ilmu pengetahuan dan perangsang tumbuhnya ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, tanpa persiapan akal, kita tidak akan dapat
mengambil manfaat ayat-ayat yang berbunyai "afala ta'qilum" (apakah
kalian menggunakan akal?) dan sejenisnya.
3. MENGHAFAL
Menghafal
Al-Qur'an sangat dianjurkan. Bahkan Rasulullan SAW. Mengatakan :
"Barangsiapa yang di dalam rongga tubuhnya tidak ada sedikitpun Al-Qur'an,
tak ubahnya bagaikan rumah yang bobrok." (HR. At-Tirmidzi, hadits No.
998, hal. 17)
Yang dimaksud dengan tidak ada Al-Qur'an sedikitpun dalam
rongga tubuhnya adalah orang yuang tidak memiliki hafalan Al-Qur'an sedikitpun.
Ya, paling tidak untuk bekal dia ketika shalat. Insya
Allah, jika ketiga hal itu tilawah, tadabbur, dan menghafal Al-Qur'an sudah
kita laksanakan, kita akan dapat melaksanakan Al-Qur'an
dengan"bashiran", dan penuh kesadaran sehingga kita benar-benar
selalu hidup dalam suasana Qur'ani.
Hal lain yang perlu kita ingat, bahwa orang-orang kafir akan
selalu bekerja keras untuk menjauhkan umat Islam dari Al-Qur'an dengan tujuan
dapat menghancurkan Islam dan mengusasai umatnyu. Sehingga, jangan heran kalau
ada pihak-pihak tertentu yang merasa misinya terhambat gara-gara merebaknya
belajar membaca Al-Qur'an dengan metode membaca Al-Qur'an Iqra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar