Translate

Rabu, 24 April 2013

Sikap kepada Al Qur'an


MENYIKAPI AL-QUR'AN
Oleh: Wahyu Purhantara


Al Que’an al Karim adalah kitab Allah merupakan kitab pedoman hidup kita, karena di dalamnya mengandung ajaran Allah yang akan menyelematkan umatNya di dunia dan akhirat. Jadi kita tidak perlu ragu-ragu lagi kepada Al Qur’an sebagai wahyu Allah. Untuk itu, kita sebagai kaum muslim wajib mensikapi dengan beberapa langkah, yaitu: tilawah, tadabbur, dan menghafalkannya. 

1. TILAWAH
Tilawah (membaca) Al-Qur'an wajib hukumnya. Firman Allah SWT: "Dan bacalah Al-Qur'an secara tartil" (QS. 73:4).  Tartil artinya membaca Al-Qur'an dengan tenang (tidak terburu-buru) dan dengan membaca huruf-hurufnya secara jelas.  
Rasulullah SAW pun bersabda : "Bacalah oleh kalian Al-Qur'an karena ia akan menjadi syafa'at bagi para pembacanya di hari Kiamat." (HR. Muslim, hadits No. 989, hal 414)
Beliau juga memberikan perbandingan antara orang yang rajin membaca Al-Qur'an dengan Muslim yang tidak membaca Al-Qur'an: "Perumpamaan orang mu'min yang membaca Al-Qur'an bagaikan buah utrujjah (sejenis jeruk). Harum baunya, rasanya juga manis. Perumpamaan orang mu'min yang tidak membaca Al-Qur'an bagaikan buah korma. Rasanya manis, tapi tidak berbau harum. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur'an bagaikan buah raihanah. Baunya harum, tapi rasanya pahit.  Perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qu'an bagaikan buah handzolah.  Baunya busuk, rasanya pun pahit." (Muttagaq 'alaih, hadits No. 993, hal 415).
Fadlilah (keutamaan) membaca Al-Qur'an pun luar biasa. Rasulullah SAW.  menjanjikan pahala yang luar biasa dari Allah SAW. Sabdanya: "Barangsiapa yang membaca satu huruf Al-Qur'an, maka dia mendapat satu kebaikan, dan satu kebagikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan aliif laam mim satu huruf, melainkan alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf." (HR. At-Tirmidzi, hadits No. 997, hal. 416) 
Sabdanya pula: "Orang yang membaca Al-Qur'an dengan mahir (fasih dan tidak melakukan kesalahan dalam waqaf, dsb.) bersama malaikat yang selalu taat. Dan orang yang membaca Al-Qur'an dengan terbata-bata dan merasa berat mendapat dua pahala." (Muttafaq 'alaih, hadits No. 992, hal. 415).
Memahami hal itu, tak mengherankan jika para sahabat dalam kesehariannya tidak pernah lupa membaca Al-Qur'an. Semangat mereka dalam membaca Al-Qur'an disamping ibadah ibadah yang lainnya begitu hebat. Sampai-sampai seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Amer bin Al-'Ash pernah punya kebiasaan mengkhatamkan Al-Qur'an dalam sehari. Namun hal itu tidak direstui oleh Rasulullah SAW. Beliau memerintahkan agar Abdullah menyelesaikannya dalam satu bulan.
Abdullah berkata, "Ya Rasulullah, aku masih sanggup melakukan yang lebih dari itu." Rasulullah menjawab, " Selesaikanlah dalam dua puluh hari." Abdullah masih minta tambah, "Saya masih bisa menyelesaikanya lebih cepat."
"Selesaikanlah dalam sepuluh hari!" kata Rasulullah SAW. Selanjutnya sampai akhirnya Rasulullah menegaskan, "Selesaikanlah baca Al-Qur'an dalam sepekan dan jangan kurang dari dari itu."
Memang sudah saatnya kita menggulirkan syi'ar "Tiada Hari Tanpa Al-Qur'an".  Tidak sedikit Muslimah yang merasa rugi karena satu hari terlewat tanpa baca koran, namun tidak demikian halnya ketika berhari-hari tidak "bersentuhan" dengan Al-Qur'an.

2. TADABBUR 
Perlu diingat, Al-Qur'an dibaca bukanlah semata-mata dikejar pahala bacaannya saja. Al-Qur'an hanyalah akan menjadi ruh bagi pembacanya bila disertai dengan tadabbur. Allah berfirman: "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mentadabburi ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai akal mendapat pelajaran." (QS. 38: 29)
Firman-Nya pula: "Maka, apakah mereka tidak mentabburi Al-Qur'an? Kalau Sekiranya Al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentunya mereka akan mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya." (QS. 4:82) 
Tadabbur adalah upaya menghayati dan memahami kandungan Al-Qur'an. Untuk mentadabburi Al-Qur'an ada beberapa langkah yang harus ditempuh.
Pertama, sebelum mulai membaca Al-Qur'an, bertanyalah di dalam hati: "Apakah jiwa saya bersama Allah ataukah bersama yang lainnya?" Sebab, buila jiwa sedang dikuasai oleh masalah-masalah duniawi, sulit rasanya seseorang menjalin hubungan yang mesra dengan Allah SWT. Kalau jalinan in tidak ada mustahil akan terjadi kontak batin antara dia dnegan Al-Qur'an. Dengan demikian Al-Qur'an baginya hanya merupakan sendandung angin lalu yang tidak meninggalkan bekas 'atsar' sedikitpun dalam dirinya.
Allah menegaskan bahwa seseorang tidak mungkin memiliki keterpautan hati kepada dua hal yang kontradiktif. Firmannya: "Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya." (QS. 33:4) 
Kedua, memperhatikan, merenungkan, serta menghayati setiap ungkapan Al-Qur'an yang dibaca. Memang, bila tidak memahai bahasa Arab akan sulit rasanya untuk menghayati ayat Al-Qur'an secara langsung. Namun, tidak adanya penguasaan bahasa Arab janganlah dijadikan penghalang utnuk melakukan tadabbur Al-Qur'an.
Bukankah kita bisa menggunakan terjemahan, misalnya. Ya, habis bagaimana lagi. Kenyataannya tidak cukup banyak Muslim/Muslimah yang menguasai bahasa Al-Qur'an. Lalu, tidak berhakkah mereka menikmati isi Kitabullah ini? Tentu saja kita termasuk kategori in, karena itu kita harus mencari bimbingan dari orang-orang yanb berkompentensi dalam bidang tersebut agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam memahami Al-Qur'an ini.
Ketiga, hendaklah kita membaca Al-Qur'an dengan diliputi perasaan bahwa kitalah yang sedang diajak berbicara doleh Allah SWT. Dengan demikian, kita akan benar-benar memasang telinga dan hati untuk menerima segala titah-Nya. 
Keempat, memasang akal dan pikiran untuk menangkap isyarat-isyarat yang bersifat kauniyah. Al-qur'an kitab ilmu pengatahuan, Tapi, bukan berarti bahwa segala macam rumus matematika, kimia, ataupun fisika termuat dalam Al-Qur'an. Bukan, Melainkan Al-Qur'an merupakan sumber ilmu pengetahuan dan perangsang tumbuhnya ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tanpa persiapan akal, kita tidak akan dapat mengambil manfaat ayat-ayat yang berbunyai "afala ta'qilum" (apakah kalian menggunakan akal?) dan sejenisnya.

3. MENGHAFAL 
Menghafal Al-Qur'an sangat dianjurkan. Bahkan Rasulullan SAW. Mengatakan : "Barangsiapa yang di dalam rongga tubuhnya tidak ada sedikitpun Al-Qur'an, tak ubahnya bagaikan rumah yang bobrok." (HR. At-Tirmidzi, hadits No. 998, hal. 17)
Yang dimaksud dengan tidak ada Al-Qur'an sedikitpun dalam rongga tubuhnya adalah orang yuang tidak memiliki hafalan Al-Qur'an sedikitpun. Ya, paling tidak untuk bekal dia ketika shalat. Insya Allah, jika ketiga hal itu tilawah, tadabbur, dan menghafal Al-Qur'an sudah kita laksanakan, kita akan dapat melaksanakan Al-Qur'an dengan"bashiran", dan penuh kesadaran sehingga kita benar-benar selalu hidup dalam suasana Qur'ani. 
Hal lain yang perlu kita ingat, bahwa orang-orang kafir akan selalu bekerja keras untuk menjauhkan umat Islam dari Al-Qur'an dengan tujuan dapat menghancurkan Islam dan mengusasai umatnyu. Sehingga, jangan heran kalau ada pihak-pihak tertentu yang merasa misinya terhambat gara-gara merebaknya belajar membaca Al-Qur'an dengan metode membaca Al-Qur'an Iqra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar