Translate

Sabtu, 06 April 2013

Pengembangan Organisasi, Implementasi Intrapreneurship



INDIVIDU DAN ORGANISASI PEMBELAJAR
Oleh: Wahyu Purhantara


Individu dan organisasi pembelajar merupakan domain utama bagi pengelolaan sumber daya manusia. Proses pembelajaran ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang berupa: pelatihan, peningkatan keterampilan, pengalaman kerja, dan pendidikan formal dan non formal. Upaya pembelajaran ini menjadi bagian integral organisasi manakala organisasi berupaya untuk meningkatkan kompetensinya guna menjaga dan meningkatkan daya saingnya. Keberhasilan proses ini mesti didukung oleh semua pihak, muali dari pemimpin organisasi, sistem organisasi, budaya organisasi, sampai pada unsur manusianya (orang-orang yang bekerja). Faktor pelaku organisasi (sumber daya manusia) menjadi kunci utama dari proses pembelajaran organisasi, karena orang-orang yang berpengetahuan akan mempermudah proses transfer of knowledge bagi organisasi dalam proses pembelajaran organisasi.
Perubahan yang dilakukan oleh lingkungan bisnis telah menerjang pada semua lini bisnis, mulai dari bisnis kecil hingga bisnis global. Perbedaannya hanya pada tingkat perubahannya saja, jika bisnis kecil masih dipengaruhi oleh perubahan yang bersifat lokal, sehingga pengaruh terhadap organisasi bisnisnya tidak begitu signifikan terhadap kehidupannya. Sedang bisnis global akan sangat berpengaruh pada nasib masa depan dan keberlangsungan hidup bisnisnya. Ini dikarenakan terjangan perubahan global akan menohok sampai struktur dan sistem organisasi. Oleh karenanya, individu dan organisasi harus senantiasa belajar dari perubahan lingkungan bisnis. Hanya organisasi yang memiliki responsivity of change saja yang akan mampu mengelola life cycle organization (LCO), dan mampu menjaga sustainable of business-nya.
Kelangsungan hidup organisasi sangat ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah perilaku kerja karyawan yang berjiwa pesaing, perilaku karyawan untuk berubah dan maju, perilaku bersaing dalam diri setiap karyawan, model kepemimpinan organisasi, budaya organisasi yang berlaku, dan faktor ekternal lainnya. Perilaku kerja masyarakat yang berjiwa pesaing adalah esensi dari karakteristik seorang intrapreneur. Perilaku yang demikian ini merupakan resep penting yang dapat membuat organisasi lebih maju. Menurut Heflin Frinces (2011), perilaku tersebut adalah perilaku karyawan dalam keseharian memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1.    Mulai kerja tepat waktu, dan pulang kerja larut waktu (sampai malam).
2.    Bekerja bukan mengejar dateline, tetapi menyelesaikan tugas lebih awal karena tertantang untuk mengerjakan tugas yang lain.
3.    Selalu mencari masalah untuk diselesaikan, bukan menghindari masalah atau menumpuk masalah.
4.    Selalu menginovasi diri yaitu mencari cara terbaik untuk menyelesaikan tugas dan tidak berpegang pada metode yang bersifat rutinitas.
5.    Menciptakan tim yang efektif untuk berprestasi dan berinovasi.
6.    Teman adalah mitra kerja, tetapi dia juga merupakan kompetitor dalam berprestasi.
7.    Bekerja selalu atas dasar rasional dengan kompetensi yang tinggi, sehingga setiap karyawan berupaya untuk meningkatkan kompetensi, ketrampilan, dan kemampuannya.
8.    Di dalam bekerja, tempat kerja adalah tempat berprestasi.
9.    Dan lain-lain
Sedang perilaku karyawan untuk berubah dan maju bercirikan karyawan yang tidak merasa puas dengan apa yang telah dimiliki dan selalu berusaha untuk mendapatkan yang lebih dari apa yang sudah dimiliki. Untuk itu, yang ada di benak karyawan adalah bagaimana menciptakan percepatan dalam mencapai proses kemajuan. Perubahan, dalam konsep mereka adalah syarat mutlak menciptakan kemajuan, dan kemajuan pada gilirannya akan menciptakan kemakmuran. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang komprehensif, yaitu perubahan yang meliputi: perubahan dalam pola pikir, perubahan di dalam melihat sesuatu, perubahan dalam menyusun prioritas, perubahan di dalam membuat perencanaan, perubahan dalam rutinitas kerja, perubahan dalam budaya organisasi, perubahan dalam sistem, perubahan bentuk dan struktur organisasi, perubahan dalam melakukan jenis usaha, dan lain-lain. Oleh karenanya, prinsip dala  hidup dan bekerja selalu dalam proses berubah (on the more process) (Heflin Frinces, 2011).
Sementara itu perilaku bersaing harus ditanamkan pada setiap karyawan di dalam organisasi. Setiap intrapreneur selalu berupaya untuk mendapatkan peluang, potensi, dan keuntungan. Mereka selalu dibayangi oleh adanya persaingan di dalam satu organisasi. Oleh karenanya, ia harus menyiapkan jurus-jurus penting untuk membangun kekuatan bersaing dan akhirnya memenangkan persaingan. Dengan kata lain, intrapreneur adalah para karyawan yang diap bersaing. Untuk kepentingan ini, intrapreneur membutuhkan:

  1. Proses belajar, yaitu mempelajari secara intensif bagaimana nilai-nilai kewirausahaan harus dipahami dan dijiwai secara konseptual.
  2. Merubah diri dan membangun kualitas diri sendiri untuk memperspsikan dirinya.
  3. Menimbulkan ransangan pada diri sendiri untuk mempersiapkan dirinya sebagai seorang intrapreneur.
Segera melakukan perencanaan danmencari berbagai informasi yang membuat perencanaan tersebut menjadi matang dan dapat diimplementasikan sebagai perencanaan kerja yang layak (Heflin Frinces, 2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar