Translate

Rabu, 24 April 2013

Manfaat Al Qur'an


SYARAT MENDAPAT MANFAAT AL-QUR’AN
Oleh: Wahyu Purhantara

 
Imam Ibnu Qayyim ra. dalam Al-Fawaid mengatakan bahwa kita akan mendapat manfaat dari Al-Qur’an apabila terpenuhi hal-hal sebagai berikut: pemberi pengaruh (Al-Qur’an itu sendiri), tempat yang menerimanya (hati yang hidup), dan tiada hal yang menghalangi.
Menurut H. Mangun Budiyanto, Syarat-syarat itu secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut:
  1. Bersikap sopan terhadap Al-Qur’an. Hal ini dapat diwujudkan dengan niat yang baik; kebersihan hati dari penyakit-penyakit hati; mengosongkan hati dari hal-hal yang menyibukkannya; kesucian jasmani dari najis; dan mengkhususkan pikiran bersama Al-Qur’an.
  2. Talaqqi dengan sebaik-baiknya. Hal ini dilakukan dengan hati yang khusyuk; ta’zhim (pengagungan); dan semangat untuk melaksanakan apa yang diperintahkannya.
  3. Memperhatikan tujuan asasi diturunkannya Al-Qur’an. Yaitu sebagai petunjuk menuju ridha Allah; untuk membentuk kepribadian yang Islami; memandu umat manusia; dan membentuk masyarakat Islami.
  4. Mengikuti cara interaksi para shahabat ra. dengan Al-Qur’an. Merekalah generasi terbaik. Mereka mencapai predikat itu karena interaksinya yang sangat baik bersama Al-Qur’an. Cara mereka dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an itu adalah:
  • Pandangan yang menyeluruh: Maksudnya bahwa mereka tidak memahami ayat-ayat secara terpisah karena ayat satu dengan yang lain saling terkait. Pandangan yang parsial terhadap Al-Qur’an akan memunculkan anggapan bahwa ada kontradiksi di antara ayat-ayatnya. Ini menyebabkan orang mengimani sebagian ayat dan mengkafiri sebagian yang lain. Padahal, mengimani sebagian ayat dan mengkafiri sebagian lainnya merupakan kekafiran yang sebenarnya. Rasulullah saw. bahkan melarang kita mempertentangkan satu ayat dengan ayat yang lain. 
  • Memasuki Al-Qur’an tanpa membawa persepsi, pemahaman, dan keyakinan-keyakinan masa lalu. Sikap ini demikian dilakukan agar apa yang akan dipahaminya dari Al-Qur’an tidak dibatasi oleh pemahaman dan persepsi-persepsi lamanya.
  • Kepercayaan mutlak kepada Al-Qur’an. Apa yang dikatakan Al-Qur’an sebagai haram, mereka mengatakannya sebagai haram. Sebaliknya, apa yang Al-Qur’an katakan sebagai halal mereka mengatakannya sebagai halal. Bahkan mereka pun percaya sepenuhnya pada hal-hal yang kadang belum mereka ketahui atau bertentangan dengan logika berpikir mereka. Logikalah yang harus menyesuaikan dengan Al-Qur’an, bukan Al-Qur’an yang dipaksakan untuk selaras dengan logika mereka. 
  • Merasakan bahwa ayatnya (yang dibaca/didengar)ditujukan kepadanya 
  • Imam Ahmad mengatakan bahwa siapa yang ingin berdialog dengan Allah hendaklah ia membaca Al-Qur’an. Sayyid Qutub mengatakan bahwa hendaklah ia merasakan seakan-akan wahyu itu sedang turun kepadanya secara langsung. 
5. Tiada penghalang. Hal yang menghalangi terjadinya pengaruh Al-Qur’an secara efektif adalah kesibukan hati dengan urusan lain; ketidakpahamannya terhadap makna dan pesan-pesan yang terkandung di dalam ayat yang dibaca atau didengar; dan ketika ia berpaling kepada selain Al-Qur’an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar