Translate

Rabu, 24 April 2013

Iman kepada Al Qur'an


TUNTUTAN IMAN KEPADA AL-QUR’AN
Oleh: Wahyu Purhantara 


Materi bahasan tentang Kitab suci Al-qur’an sungguh luas tiada habis dikupas, demikian pula jika seseorang muslim BERSUJUD sudi mengkaji tuntunan dan tuntutan meyakini wahyu Allah ini sebagai keharusan dan kebenaran. Sungguh gambar relief candi abad ke-8 ini banyak memberi makna baru, juga bagi pembaca ayat-ayat Allah SWT. Paling tidak terdapat lima tuntutan seorang muslim kepada kitabullah, sumber segala pandangan hidup ini;

Benarkah seseorang disini sedang bersujud.. kepada siapa.. Jika ditarik pada ruang waktu keberadaan Borobudur..menuntut kritik ajaran sejarah. Itulah mengapa muslim perlu membaca Al-Qur’an, sumber informasi utama dan petunjuk kronik kehidupan manusia. Muslim dituntut arif memahami ayat-ayat tersurat dan tersirat dari kalamullah ini. Tuntutan mencinta al-Qur’an; Mendidik dan memperbaiki jiwa dengan banyak membaca ayat-ayatnya (QS 2:121) dan berusaha memahami kandungan al-Qur’an (QS Muhammad 24); Tunduk dan mengajarkan hukum-hukum Allah yg terdapat di dalamnya, disebut dalam QS al-Ahzab 36; Mendakwahkan ajaran-ajaran al-Qur’an (QS 2:151) dan QS an-Nisa’ 65; serta menegakkan isi ajaran tersebut di muka bumi.

Sedangkan beberapa tuntunan petunjuk tentang bahaya seorang muslim jika melupakan atau meninggalkan al-Qur’an telah disebut beberapa bagian ayat di dalam wahyu induk segala Kitab ini, yakni adanya akibat buruk yang harus diterima;

Konsekwensi saat manusia melupakan isi ayat-ayat al-Qur’an (QS Thahaa 126); Manusia akan menemui kesempitan dan kesesakan (QS al-An’am 125); Mendapat kehidupan yang sempit (QS Thahaa 124); Memperoleh kebutaan pada mata hati (QS al-Hajj 46); Akan mengeras hatinya (QS al-Hadiid 16); Menjadi dhalim dan hina (QS Ali Imron 112); Menjadi teman sejati syaitan (az-Zukhruf 36); Menjadi lupa diri dan fasik (al-Hasyr 19); dan manusia akan memiliki sifat munafik, seperti disebut antara lain QS an-Nisa’ 61.
Semua muslim menghendaki keseimbangan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat, maka tuntuan diatas menjadi pengendali sekaligus peringatan bahwa mempelajari Kitab suci Al-Qur’an adalah keharusan serta kewajiban. Bahwa upaya memahami isi kanduangannya, berusaha mengamalkan ajarannya walau sebuah kebenaran ayat saja adalah kemuliaan yang tidak boleh ditawar apalagi karena alasan tertentu, melupakannya. Sungguh bahagia muslim yg hidupnya terkontrol kebenaran kalamullah ini, wa Allah a’lam Maha Benar Allah dengan segala firmanNYA.



Sumber Tulisan: Zaini Munir Fadholi, makalah Pengajian Tafsir Al-Munir Wahbah az-Zuhaili, YK., 10 Maret 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar