JENIS-JENIS HIPOTESA
Oleh: Wahyu Purhantara
Secara garis besar ada dua jenis hipotesis didasarkan pada tingkat
abstraksi dan bentuknya.
Menurut tingkat abstraksinya hipotesis dibagi menjadi:
1. Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan
dalam dunia empiris: hipotesis jenis ini berkaitan dengan pernyataan-pernyataan
yang bersifat umum yang kebenarannya diakui oleh orang banyak pada umumnya,
misalnya “orang jawa halus budinya dan sikapnya lemah lembut”, “jika ada bunyi
hewan tenggeret maka musim kemarau mulai tiba, “ jika hujan kota Jakarta
Banjir”. Kebenaran-kebenaran umum seperti di atas yang sudah diketahui
oleh orang banyak pada umumnya, jika diuji secara ilmiah belum tentu
benar.
2. Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal: pada
kenyataannya dunia ini sangat kompleks, maka untuk mempelajari kekomplesitasan
dunia tersebut kita memerlukan bantuan filsafat, metode, tipe-tipe yang ada.
Pengetahuan mengenai otoriterisme akan membantu kita memahami, misalnya dalam
dunia kepemimpinan, hubungan ayah dalam mendidik anaknya. Pengetahuan mengenai
ide nativisme akan membantu kita memahami munculnya seorang pemimpin.
3. Hipotesis yang digunakan untuk mencari hubungan antar
variabel: hipotesis ini merumuskan hubungan antar dua atau lebih
variabel-variabel yang diteliti. Dalam menyusun hipotesisnya, peneliti harus
dapat mengetahui variabel mana yang mempengaruhi variabel lainnya sehingga
variabel tersebut berubah.
Menurut bentuknya, hipotesis dibagi menjadi
tiga:
1. Hipotesis penelitian / kerja: hipotesis penelitia
merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji.
Dalam hipotesis ini peneliti mengaggap benar hipotesisnya yang kemudian akan
dibuktikan secara empiris melalui pengujian hipotesis dengan mempergunakan data
yang diperolehnya selama melakukan penelitian. Misalnya: Ada hubungan antara
krisis ekonomi dengan jumlah orang stress
2. Hipotesis operasional: hipotesis operasional merupakan
hipotesis yang bersifat obyektif. Artinya peneliti merumuskan hipotesis tidak
semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan
obyektifitasnya, bahwa hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu benar
setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti memerlukan
hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara teknis
disebut hipotesis nol (H0). H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan pada
hipotesis penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau
salahnya hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya
selama melakukan penelitian. Contoh:
3. H0: Tidak ada hubungan antara jumlah jam kerja dengan
jumlah pegawai yang mengalami stress.
Hipotesis statistik: Hipotesis statistik merupakan
jenis hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik. Hipotesis ini
dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk
angka-angka (kuantitatif). Misalnya: H0: r = 0; atau H0: p = 0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar