SHALAT LIMA WAKTU
Oleh: Wahyu Purhantara
Shalat lima
waktu mempunyai beberapa keistimewaan dibandingkan semua ibadah wajib lainnya,
di antaranya:
a. Shalat 5 waktu mrpkan ibadah yg Allah Ta’ala syariatkan
kepada Nabi-Nya shallallahu alaihi wasallam secara langsung tanpa perantara
malaikat. Berbeda halnya dengan kewajiban lainnya yg diwajibkan melalui
perantara malaikat.
b. Shalat 5 waktu diwajibkan di langit sementara kewajiban
lainnya diwajibkan di bumi.
Karenanya
sangat pantas kalau shalat 5 waktu dikatakan sebagai ibadah badan yg paling
utama.
Selain dari
keistimewaan di atas, shalat 5 waktu secara umum & beberapa shalat di
antaranya secara khusu mempunyai keutamaan yg lain, di antaranya:
a. Shalat 5 waktu akan menghapuskan semua
dosa & kesalahan.
Dari
Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
الصَّلَاةُ
الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ
تُغْشَ الْكَبَائِرُ
“Shalat
lima waktu & shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya adlh penghapus utk dosa
antara keduanya selama tidak melakukan dosa besar.” (HR. Muslim no. 342)
Dari
Utsman bin Affan radhiallahu anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا
مِنْ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلَاةٌ مَكْتُوبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا
وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا إِلَّا كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنْ
الذُّنُوبِ مَا لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ
“Tidaklah
seorang muslim didatangi shalat fardlu, lalu dia membaguskan wudlunya &
khusyu’nya & shalatnya, melainkan itu menjadi penebus dosa-dosanya
terdahulu, selama dia tidak melakukan dosa besar. & itu (berlaku) pada
sepanjang zaman.” (HR. Muslim no. 335)
Pada
kedua hadits di atas dikecualikan dosa-dosa besar, karena memang dosa besar
tidak bisa terhapus dengan sekedar amalan saleh, akan tetapi harus dengan
taubat & istighfar. Karenanya, yg dimaksud dengan dosa pada kedua hadits di
atas adlh dosa-dosa kecil.
Adapun
patokan dosa besar adlh sebagaimana yg diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu
anhuma:
اَلْكَبَائِرُ
كُلُّ ذَنْبٍ خَتَمَهُ الله ُبِنَارٍ أَوْ لَعْنَةٍ أو غَضَبٍ أَوْ عَذَابٍ
“Dosa-dosa
besar adlh semua dosa yg Allah akhiri dengan ancaman neraka atau laknat atau
kemurkaan atau adzab.” (Riwayat Ibnu Jarir dalam tafsirnya terhadap surah
An-Najm: 32)
Walaupun
asalnya ada perbedaan antara dosa besar dengan dosa kecil, akan tetapi beliau
radhiallahu anhu juga pernah berkata:
لاَ
كَبِيْرَةَ مَعَ الْاِسْتِغْفَارِ, وَلاَ صَغِيْرَةَ مَعَ الْإِصْرَارِ
“Tidak
ada dosa besar jika selalu diikuti dengan istighfar & tidak ada dosa kecil
jika dia dilakukan terus-menerus.”
b.
Shalat subuh senantiasa dihadiri & disaksikan oleh para
malaikat & dia juga menjaganya
Allah Ta’ala berfirman:
أقم الصلاة لدلوك الشمس إلى غسق الليل
وقرءان الفجر إنّ قرءان الفجركان مشهودا
“Dirikanlah
shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam & (dirikanlah
pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”
(QS. Al-Isra`: 78)
c.
Shalat ashar yg mrpkan shalat wustha -sebagaimana dalam
riwayat Al-Bukhari- dikhususkan penyebutannya dibandingkan shalat-shalat
lainnya dan ini menunjukkan keistimewaan shalat ashar -dari satu sisi-
dibandingkan shalat lainnya. Allah Ta’ala berfirman:
حافظوا
على الصلوات والصلواة الوسطى
“Peliharalah
semua shalat(mu), & (peliharalah) shalat wusthaa.” (QS. Al-Baqarah: 238)
d.
Menjaga shalat subuh & ashar mrpkan sebab terbesar masuk
surga & selamat dari neraka.
Dari
Imarah bin Ru’aibah radhiallahu anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَنْ
يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
“Tidak
akan masuk neraka seseorang yg shalat sebelum terbit matahari & sebelum
terbenamnya.” (HR. Muslim no. 1003)
Dari
Abu Musa radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
مَنْ
صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa
mengerjakan shalat pada dua waktu dingin, maka dia akan masuk surga.” (HR.
Al-Bukhari no. 540 & Muslim no. 1005)
Dari
Jundab bin Abdullah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ
صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ فَلَا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ
ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ فَيُدْرِكَهُ فَيَكُبَّهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
“Barangsiapa
shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah, oleh karena itu jangan sampai
Allah menuntut sesuatu dari kalian sebagai imbalan jaminan-Nya, sehingga Allah
menangkapnya & menyungkurkannya ke dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no.
1050)
Dari
Jarir bin ‘Abdullah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi
wasallam bersabda:
إِنَّكُمْ
سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ لَا تُضَامُّونَ فِي
رُؤْيَتِهِ فَإِنْ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لَا تُغْلَبُوا عَلَى صَلَاةٍ قَبْلَ
طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا فَافْعَلُوا
“Sesungguhnya
kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini.
& kalian tidak akan saling berdesakan dalam melihat-Nya. Maka jika kalian
mampu utk tidak terlewatkan utk melaksanakan shalat sebelum terbit matahri
& sebelum terbenamnya, maka lakukanlah.” (HR. Al-Bukhari no. 521 &
Muslim no. 1002)
e.
Meninggalkan shalat 5 waktu -atau salah satunya- dengan
sengaja karena malas secara terus-menerus adalah kekafiran.
Allah
Ta’ala berfirman:
وخلف
من بعدهم خلف أضاعوا الصلاة واتبعوا الشهوات فسوف يلقون غيا إلا من تاب وآمن وعمل
صالحا
“Maka
datanglah sesudah mereka, pengganti (yg jelek) yg menyia-nyiakan shalat &
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali
orang yg bertaubat, beriman & beramal saleh.” (QS. Maryam: 59-60)
Seandainya
orang yg meninggalkan shalat itu masih mukmin, maka tentunya tidak
dipersyaratkan ketika dia bertaubat dia harus beriman.
Ini
dipertegas dalam hadits Jabir radhiallahu anhuma dia berkata: Saya mendengar
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ
بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ
“Sungguh,
yg memisahkan antara seorang laki-laki dengan kesyirikan & kekufuan adlh
meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 116)
Juga
dalam Abdullah bin Buraidah dari ayahnya radhiallahu anhu dia berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
بَيْنَنَا
وَبَيْنَهُمْ تَرْكُ الصَّلَاةِ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
“(Pemisah)
di antara kami & mereka (orang kafir) adlh meninggalkan shalat, karenanya
barangsiapa yg meninggalkannya maka sungguh dia telah kafir.” (HR. Ahmad no.
21929)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar