MENGATASI KECANDUAN GAME
PADA ANAK
Reshared by: Wahyu Purhantara
Coba, pernahkah
kita bertanya secara spesifik kenapa anak dan remaja bahkan orang dewasa
kecanduan game? Mungkin jawaban sederhananya adalah game itu mengasyikan dan
seru-seru model permainannya. Sekilas jawabannya baik dan masuk akal. Tetapi
yang berkembang belakangan ini game sudah lebih jauh dari sekedar seru dan
asyik. Ada apa disana dan kenapa lebih asyik? Karena sekarang disana ada
kehidupan dan dunianya sendiri, atau mudahnya ada “alamnya” sendiri.
Kita akan
pelajari kenapa anak dan remaja begitu kerajingan sesuatu yang namanya game,
dan apa dampak bahaya secara psikologis dan masa depan anak bangsa.
Banyak
orangtua mengeluh dan sudah tidak berkutik jika anaknya sudah nyandu yang satu
ini. Disatu sisi orangtua juga ada enaknya, pada saat anak mereka main game mereka
memilki waktu untuk diri sendiri dan seakan bisa bebas dari tugas dan rutinitas
terhadap konsekuensi mengurus tugas anak. Tetapi tahukah bahwa ternyata ada
banyak “alam” yang berbahaya di alam game dan itu nikmat bagi anak.
Baiklah kita
pahami apa yang terjadi di alam dunia game, di alam ini anda yang bukan
siapa-siapa bisa menjadi siapa-siapa. Maksudnya jika anda di dunia nyata anda
adalah orang yang biasa, anak yang sekolahnya bermasalah dan kehidupan di dunia nyata bermasalah, bisa berubah total jika anda memainkan peran di
alam Game. Misal anak anda yang sekolahnya bermasalah dengan nilai dan sikapnya, bisa saja di alam gamenya dia adalah
seorang jagoan yang banyak menolong orang dan kuat serta dihargai. Dan ini
bertolak belakang dengan dunia nyatanya bukan? Bahkan di dalam alam game atau
dunia gamenya dia adalah seorang raja yang dihormati dan memilii banyak sekali
kekayaan dan semua perintah dan keinginannya dapat dituruti.
Anak merasa
bukan siapa-siapa di dunia nyata, tetapi dia adalah “Raja” atau orang yang
berkuasa di alam gamenya. Dan ini nikmat baginya karena penghargaan dan
penerimaan benar-benar dirasakan di alam game tersebut. Sedangkan di dunia
nyatanya, dia tidak dihargai dan berbagai label tentang anak yang negatif sudah
menumpuk pada dirinya. Mereka yang seakan menjadi pecundang di dunia nyata dan
anak yang di “sia-sia”, bisa menjadi juara sejati di alam yang berbeda. Mereka
mendapatkan penghargaan dan diterima, di elu-elukan merasa dibutuhkan,
diinginkan dan itu semua berbeda dengan dunia yang nyata dalam kehidupannya.
Paham bukan? Kenapa anak dan remaja bisa kecanduan game?
Sebagai
orangtua atau pemerhati tumbuh kembang anak ada baiknya kita memahami hal ini
dan memberikan perlakuan yang berbeda kepada anak kita, terima dia apa adanya
dan bantulah agar berprestasi dan buat dia menjadi anak yang luar biasa hebat
dalam bidang yang dia sukai. Jika kita tidak mengambil tanggung jawab kita,
maka sudah ada yang bisa mengambil alih dan kita tahu itulah game dan berbagai
media sejenis yang siap menjadi guru dan pengaruh dalam kehidupannya.
Coba
perhatikan, didalam permainan game sekarang ini sudah sangat memperhatikan
banyak sisi psiokologis manusia, jelaslah karena pasar mereka adalah manusia.
Tetapi yang ingin kita bagikan disini adalah mereka jauh lebih bisa mengerti
manusia dari pada manusia sendiri kepada sesama manusia. Contoh, jarang sekali
atau bahkan tidak pernah ditemukan di dalam dunia game ada kecaman dan makian
saat seorang anak gagal memainkannya, yang ada adalah kata “coba lagi, ingin
melanjutkan, dan sejenisnya” bandingkan dalam keseharian seorang anak atau kita
orang dewasa, salah baru sekali atau dua kali sudah di cap tidak bisa dan tidak
becus. Dan label atau cap tersebut melekat di benak kita dan anak kita yang
artinya selamanya, padahal yang kita butuhkan hanyalah latihan dan pembiasaan,
karena kita belum tahu dan mengerti. Di game tidak ada aturan seperti itu,
mereka jauh lebih mengerti dan sabar daripada kita sesama manusia.
Game juga
mengatasi banyak hal dalam kehidupan, beberapa waktu lalu ada seorang rekan
yang setiap hari kecanduan game karena kesepian dan sulit berkomunikasi dengan
keluarganya. Dia akhirmnya bermain game bertema peternakan yang “mengikatnya”,
setiap hari Ipad nya akan mengeluarkan bunyi suara sapi, jika belum diberi makan,
dan dia bisa mengangapnya nyata “kasian belum makan sapi-sapiku” dan ada
jam-jam tertentu dimana dia harus konsentrasi dengan gamenya tanpa boleh
diganggu. Seakan-akan hidupnya seperti seorang profesional yang sibuk namun,
hanya memberi makan sapi di gamenya, diceritakan sendiri kesehariannya dan
kekonyolannya dengan terbahak-bahak.
Nah, anda
sudah tahu permasalahannya, lalu bagaimana mengatasinya? Ada 5 tips yang akan
kami bagikan dan bisa anda praktekkan dalam keseharian anda dan anak anda.
1. Sediakan waktu
dan kebersamaan dengan anak lebih banyak, menemani anak di rumah. Jika Anda
sangat sibuk, aturlah sedemikian rupa. Anggap saja anak anda sedang “sakit” dan
perlu ditemani.
2. Mengembangkan
cara berkomunikasi yang lebih enak dan nyambung dengan anak.
3. Berusaha memahami kebutuhan anak, termasuk bahasa
anak. Menyelami game-game yang dimainkan supaya bisa menjadi pintu masuk anda
bicara dengan anak.
4. Rencanakan
waktu untuk makan bersama dan rekreasi bersama. Saat ngobrol dengan remaja yang
enak adalah saat situasi mereka juga enak, saat makan dan santai.
5. Jangan
bicara apalagi dengan marah-marah kepada anak saat mereka sedang main game. Hal
itu justru membuat mereka bertambah terluka. Berusaha bicara dengan menatap
anak dengan kasih sayang.
Semoga
tulisan dan informasi ini bermanfaat bagi anda dan keluarga tercinta anda.
Rebut kembali fungsi utama anda, dan cintai anak dengan sepenuh hati kita.
Referensi:
http://www.pendidikankarakter.com/ 11 Juli 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar