MEMBANGUN ORGANISASI YANG KREATIV
Oleh: Wahyu Purhantara
Sebuah bisnis diawali dari
sebuah ide atau gagasan. Gagasan ini kemudian diimplementasikan dalam bentuk
rencana bisinis, yang kemudian diuji kelayakannya. Hasil kelayakan ini akan
menunjukkan apakah rencana bisnis ini feasible dan reasonable
yang berdampak pada return bagi investor atau justru akan menghabiskan
modal. Oleh karenanya, setiap pelaku bisnis akan menghargai suatu ide bisnis,
karena ide akan melahirkan sesuatu yang baru; dan sesuatu ini akan berharga di
kemudian hari. Menyadari akan hal ini, maka organisasi yang berbasis
kewirausahaan akan menjunjung tinggi dan menghargai arti sebuah kreativitas.
Organisasi ini akan memfasilitasi ide kreatif dari para karyawannya, mulai dari
penyediaan tempat, anggaran, dan fasilitas lain untuk kepentingan uji coba
sampai menghasilkan suatu produk baru. Dari sisi manajerial, mulai dari top
manajer sampai pada first line managers akan membuka diri dan
berupaya menumbuhkembangkan kreativitas dari para karyawannya. Tahapan ini
sering disebut tahapan insepsi (Winardi, 2003).
Tahapan
kedua adalah tahapan pelaksanaan ide-ide kreatif. Pada tahapan ini, analisis
implementatif lebih mendominasi, karena pada tahapan ini gagasan telah
dioperasionalisasikan dan dikondisikan pada realitas di lapangan. Pemikiran
analisis diperlukan untuk: pertama, mendapatkan umpan balik antara
gagasan dengan realitas. Kedua, menciptakan perangkat-perangkat lunak
(petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis operasional) agar gagasan dapat
direalisasikan secara mudah. Ketiga, untuk mendapatkan gambaran nyata
dari pekerjaan yang terkait di dalam gagasan. Untuk kepentingan-kepentingan
ini, organisasi yang kreatif akan dikembangkan dalam : pendelegasian wewenang,
struktur organisasi, standar kinerja, standar kualitas, pengendalian biaya, dan
lain-lain. Kebutuhan pemikiran analitikal ini, menurut Winardi (2003), akan
menghasilkan suatu organisasi dimana pekerjaan dilakukan oleh banyak orang yang
dikoordinasikan secara efisien.
Zimmerer
dan Scarborough (2002) mengusulkan bahwa kreativitas organisasi akan berhasil
apabila disalurkan dan diarahkan. Oleh karenanya, kreativitas harus dikelola
dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen, sehingga kreativitas sangat bermanfaat
untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Menyadari akan hal ini, maka kreativitas organisasi adalah suatu
keharusan untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi bisnis (survival
organization).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar