Translate

Rabu, 02 Januari 2013

Inovasi dalam organisasi


INOVASI DALAM ORGANISASI
Oleh: Wahyu Purhantara


        Walaupun di kebanyakan perusahaan atau organisasi membentuk bagian riset dan pengembangan dalam rangka memusatkan kreativitas dan inovasi, namun di dalam kenyataanya ‘’ide besar’’… terletak di jalan; tumbuh atau munculnya ketika seseorang bermimpi atau ketika ia sedang liburan. Inovasi dalam organisasi sering berkisar dalam masalah mengembangkan bagaimana mengkombinasikan kerja yang ada dengan kreativitas yang muncul. 
Inovasi berhubungan dengan kreativitas. Gary Steiner memberi gambaran bahwa kreativitas berhubungan erat dengan dengan pengembangan, usulan dan implementasi solusi-solusi baru yang lebih baik, serta berhubungan pula dengan produktivitas yang merupakan aplikasi efisien solusi-solusi terbaru tersebut (Barry M. Stow, 1991). Pernyataan ini menunjukkan bahwa kreativitas akan memiliki nilai atau lebih bermakna jika diimplementasikan ke dalam bentuk langkah inovasi, yaitu tindakan yang berupa pengembangan, usulan dan implementasi untuk menghasilkan suatu produk atau cara terbaru. Zimmerer dan Scarborough mengartikan inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan solusi-solusi kreatif terhadap masalah-masalah dan peluang-peluang tersebut (2006). Dengan demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa kreativitas memusatkan pada penciptaan ide atau gagasan baru, sedang inovasi adalah melaksanakan ide atau gagasan baru itu yang sifatnya lebih implementatif dalam tindakan.
Banyak ide-ide yang muncul disamping teori-teori yang hebat, namun belum tentu akan bermanfaat. Namaun sering pula terjadi suatu ide yang kedengarannya sederhana, seperti katakanlah perubahan di dalam prosedur kerja, bahan-bahan yang digunakan, atau hal lainnya di dalam kegiatan usaha, justru akan membuahkan hasil yang nantinya dapat tampak dalam laporan rugi laba perusahaan. Banyak pula ide yang hilang, karena ide tersebut tidak pernah sampai pada pihak yang sebenarnya dapat menggunakannya, seperti misalnya ide yang datang dari seorang pekerja yang mungkin tidak pernah ditanggapi oleh manajer tingkat rendah, apalagi menajer tersebut malahan memandang ide pekerja sebagai kritik terhadap cara ataupun prosedur dalam melaksanakan pekerjaan yang dilakukan oleh manajer tersebut.
         Untuk pekerja pelaksana harus adapula sistem untuk memajukan usulan atau ide-ide baru. Dikebanyakan organisasi atau perusahaan, sistem ini sering hanya ada bagi pengawas saja, dan bahkan ada banyak pula sistem untuk memajukan usul atau ide baru hanya berlaku bagi manajer tinggi saja. Keadaan semacam ini tentunya akan membuat suatu ide yang bagus tidak akan pernah sampai pada orang-orang yang sebenarnya memerlukan serta dapat menggunakannya.
         Salah satu ide yang mendorong kreativitas ke arah inovasi perlu dikembangkan dalam dunia usaha atau perusahaan. Salah satu cara adalah bahwa setiap orang dalam organisasi perusahaan dapat menyampaikan atau mengusulkan idenya untuk diterapkan dalam pekerjaan pada bagian masing-masing. Jika ide ini tepat untuk bagiannya, selanjutnya pimpinan bagian riset dan bagian pemasaran, selanjutnya kan mencoba menerapkan ide tersebut. Apabila cocok kemungkinan dapat diterima atau bila tidak cocok harus ditinggalkan ide tersebut.
         Program dan prosedur semacam ini, dapat membantu terpeliharanya iklim kreativitas, memberi semangat pada anggota ataupun manajer untuk tetap memerlukan pikirannya dalam rangka inovasi.

Risiko-risiko Inovasi
Beberapa inovasi yang menguntungkan kadang membutuhkan biaya yang sedikit atau sama sekali tidak membutuhkan biaya untuk mengmebangkannya, dan dapat cepat dilepaskan kembali apabila ternyata tidak dapat direalisasikan. Di pihak lain, umumnya inovasi yang merupakan tindakan inovasi lanjutan yang memerlukan investasi yang lebih besar lagi. Apabila inovasi lanjutan tidak dapat berjalan seperti apa yang diharapkan maka mungkin menyebabkan masalah besar bagi semua pihak yang berhubungan, yaitu bagi mereka yang mengusulkannya dan bagi mereka yang menyetujuinya.
Dengan alasan ini maka banyak manajer yang enggan untuk mengembangkan inovasi atau menganjurkannya pada orang lain. Mereka lebih memilih untuk mencari jalan yang aman dengan hanya melaksanakan pekerjaan seperti apa yang pernah dilakukan sebelumnya, sehingga tidak menanggung risiko dari kegagalan pengembangan inovasi. Tetapi ada satu hal yang tidak disadari oleh mereka, yaitu tidak semua inovasi membawa risiko. Apabila perusahaan mengabaikan inovasi maka mungkin pada akhirnya disingkirkan oleh perusahaan lain yang mau menerima ide-ide baru. Dan seorang manajer yang tidak pernah membuat sesuatu inovasi akan dianggap sebagai orang yang lambat, yang tidak akan pernah dapat dikembangkan. Pada akhirnya ia bahkan akan kehilangan pekerjaannya karena adanya orang-orang baru yang tidak takut untuk  mencoba sesuatu yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Untuk masalah ini, maka Terry mengatakan, bahwa kapasitas dari kebanyakan manajer dan nonmanajer untuk menemukan ide-ide baru dan kemudian menerapkannya dapat menjadi berlipat ganda dalam suatu periode yang pendek, apabila mereka mengembangkan suatu sikap yang membebaskan pikiran mereka dari ikatan mental mengenai pola atau kebiasaan, konformitas, dan kebudayaan. Dan empat hal  utama yang menghambat seseorang untuk menemukan ide-ide adalah:
1.      tidak adanya/kurangnya kepercayaan diri (self-confidence)
2.      takut untuk menghadapi kritikan-kritikan dan kegagalan
3.      bermaksud untuk menyesuaikan diri
4.      tidak cakap untuk berkonsentrasi
            Oleh karena itu, seorang manajer harus dapat mengatasi keempat hal tersebut, sehingga ia dapat mempunyai kemampuan untuk berkreasi dan menggunakan ide-idenya.
            Untuk mengurangi risiko-risiko yang mungkin ditimbulkannya maka dapat digunakan suatu cara yang disebut inovative imitation. Sebuah perusahaan tidak harus mengembangkan dan mengajukan inovasinya sendiri, karena tidak harus mengembangkan dan mengajukan inovasinya sendiri, karena tidak ada perusahaan yang mampu untuk selalu mengembangkan dan mencoba menjadi yang pertama dalam setiap inovasi. Oleh karena itu maka dianjurkan suatu sistem, untuk mengawasi inovasi yang dikembangkan oleh pihak lain, sampai pada saat yang tepat yaitu inovasi tersebut mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dengan baik. Tetapi selama itu, perusahaan juga harus tetap melaksanakan sejuamlah pengembangan di dalam perusahaan untuk sementara, sehingga perusahaan tidak akan terlalu jauh di belakang apabila ternyata inovasi yang dikembangkan oleh pihak lain tersebut akan berhasil. Dengan cara ini perusahaan dapat mengurangi risiko dari pengembangan inovasi.     
            Inovasi sering merupakan suatu proses yang lambat dan menjemukan. Contohnya, suatu ide dasar tunggal yang digunakan dalam suatu rencana mungkin memerlukan suatu studi yang sempurna, penelitian yang sempurna dan pengujian yang lengkap. Lagi pula untuk menerapkan suatu ide dasar biasanya memerlukan banyak ide kecil sebagai tambahan dalam rangka untuk mencapai sukses akhir. Dan juga dibutuhkan orang-orang yang berasal dari bidang yang berbeda-beda dan mempunyai kemampuan yang berbeda-beda sebelum ide baru tersebut digunakan. Untuk membantu dalam mencapai penerimaan suatu ide, ada beberapa butir (point) yang ditetapkan oleh Terry, yaitu:
  1. apakah ide-ide tersebut sudah dibuat secara terperinci dan lengkap?
  2. tuliskan keuntungan-keuntungan yang mungkin dicapai dengan penggunaan ide baru tersebut,
  3. buatlah ide baru tersebut mudah dimengerti dan dipahami oleh setiap orang!.
  4. bicarakan ide baru tersebut dengan beberapa orang untuk melihat kemungkinan terdapatnya kelemahan-kelemahan yang membutuhkan perbaikan!,
  5. sajikan rencana ide yang sudah diperbaharui tersebut pada saat yang tepat.

Bagi organisasi bisnis yang memiliki kedua kunci tersebut, ia tetap dapat bertahan hidup dan memiliki keunggulan tersendiri di dalam persaingan bisnis. Ia akan berani bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar. Menurut Zimmerer dan Scarborough (2003), sekalipun perusahaan kecil tidak mampu melawan perusahaan besar dalam hal pembiayaan, namun ia akan mampu menciptakan keunggulan-keunggulan kompetitif yang efektiv melalui penciptaan dan berinovasi (by outcreating and outinovating them).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar