MANAJEMEN MUTU UNTUK SDM
Oleh : Wahyu Purhantara
Pemahaman tentang mutu SDM karyawan dalam pendekatan
manajemen mutu sumberdaya manusia (MMSDM) modern, dicermati sebagai upaya
membangun pendekatan yang lebih holistik dan komprehensif serta integral. Para
karyawan tidak dipahami sebagai manusia yang memiliki ciri-ciri yang sama
karena dalam kenyataan sifat mereka cenderung beragam dan karyawan tidak mampu
bekerja sendiri tetapi harus bekerja sama. Karena itu pemahaman tentang
karyawan dalam kerangka pengembangan organisasi yang utuh atau dengan
pendekatan MMSDM moderen dicirikan oleh beberapa karakteristik baik dilihat
dari sisi filosofi, orientasi, dan dimensi struktural.
Secara filosofis,
pendekatan MMSDM modern memandang mutu SDM sebagai bagian dari kehidupan
seseorang. Mutu sudah merupakan kebutuhan hidup seseorang. Dengan demikian,
tiap kalangan manajemen dan karyawan dalam melakukan pekerjaannya selalu
berorientasi pada mutu. Pemahaman tentang pentingnya mutu SDM dalam peningkatan
kinerja karyawan dan organisasi, dengan demikian, seharusnya merupakan bagian
integral dari visi dan misi organisasi dan bahkan budaya organisasi.
Pendekatan MMSDM modern
berorientasi pada kepentingan perusahaan yang hasil akhirnya adalah dalam
bentuk mutu produk yang akan berdampak pada kepentingan konsumen. Kebutuhan SDM
yang bermutu sudah mulai dirancang sejak proses rekrutmen dan seleksi karyawan.
Mutu SDM harus memenuhi kualifikasi dari produk barang atau jasa yang akan
dihasilkan. Selain itu harus disesuaikan dengan jenis, beban dan kualifikasi
pekerjaan.
Permasalahan
dimensi mutu SDM bukanlah hanya urusan departemen atau divisi SDM dan karyawan
semata, tetapi seharusnya merupakan tanggungjawab dari seluruh komponen
organisasi. Artinya masalah mutu SDM seharusnya diatasi melalui pendekatan
partisipatif dari seluruh jajaran organisasi, dimana tiap individu aktif
terlibat di dalam meningkatkan dan atau paling tidak menjaga mutu SDM yang
sudah berada pada standar organisasi. Dalam hal ini, dukungan (agenda)
manajemen puncak akan dapat mendorong dan memotivasi karyawan untuk selalu
meningkatkan mutu SDMnya. Sedangkan, pihak manajemen membangun suasana kerja
yang kondusif dengan kerap memberikan penghargaan bagi karyawan yang
berprestasi sehingga sekaligus membangun kebanggaan di kalangan karyawan
terhadap segala sesuatu yang telah mereka kerjakan.
Pendekatan MMSDM
moderen juga dicirikan oleh adanya kegiatan yang lebih berorientasi pada
pencegahan penurunan mutu SDM dibanding kegiatan mendeteksi dan memperbaiki
penurunan mutu SDM. Prinsipnya pencegahan lebih murah dibanding perbaikan.
Dengan demikian pendekatan seperti ini akan mampu mengurangi biaya produksi.
Pendekatan MMSDM
moderen membutuhkan sistem umpan-balik yang efektif dan bersinambung. Analisis
hubungan mutu SDM dan kinerja karyawan serta kinerja perusahaan menjadi sangat
penting dilakukan. Begitu pula evaluasi tentang keberhasilan, kekuatan dan
kelemahan tiap program pengembangan mutu SDM perlu dilakukan secara terencana
dengan baik. Disinilah komitmen manajemen puncak memiliki posisi sangat
strategis dalam hal merumuskan kebijakan pengembangan mutu SDM demi
kelangsungan hidup organisas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar