MENELADANI
KEBERAGAMAAN NABI IBRAHIM
Reshared by Gus Poer
اَلْـحَمْدُ لِلّهِ
الَّذِيْ نَـحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ،
وَنَعُوذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُورِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ
سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا،
مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلَا
مُضِلَّ لَهُ،
وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلَا هَادِيَ
لَهُ، أَشْهَدُ
أَنْ لاَّ
إِلَهَ إِلاَّ
الله وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُـحَمَّداً
عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ
. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى
رَسُوْلِ اللهِ نَبِيِّنَا
مُحَمَّد وَعَلَى
اَلِهَ وَ اَصْحَبِهَ وَمَنْ
وَّالَاهُ اَمَّا
بّعْدُ فَيَاعِبَدَاللهِ
أُوْصِيْكُمْ وَأِيَّايَ
بِتَقْوَى االلهِ
حَقَّ تُقَاتِهِ
فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ
اَللهُ اَكْبَرُاللهُ
اَكْبَرُ وَلِلَّهِ
الْحَمْدُ
Hadirin jamaah Idul Adha yang
dirahmati Alloh SwT
Marilah kita panjatkan puji syukur
kehadhirat Allah SwT, shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad saw,
kepada Keluarganya, para shahabatnya dan pengikut semuanya hingga akhir zaman.
Di hari yang berbahagia ini kita
merayakan Idul Adha, hari dimana kita dianjurkan bertakbir, malaksanakan
shalat Id dan menyembelih hewan kurban.
Walaupun masih dalam keadaan prihatin
karena darurat wabah Corona yang masih merebak di tanah air kita, bahkan di
seluruh dunia, kita tetap melaksanakan ibadah yang dianjurkan oleh syariat
tetapi berpedoman kepada surat edaran Pipmpinan Pusat Muhammadiyah No 06 tahun
2020 yaitu menyesuaikan pelaksanaan ibadah Idul Adha disesuaikan dengan
protokol kesehatan.
Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahi Alhamdu
Jamaah Ied yang berbahagia.
Perayaan Idul Adha beserta ibadah
kurban adalah ibadah yang mengingatkan kita kepada keimanan, kesabaran,
kejujuran serta ketaatan nabi Ibrahim alaihisalam. Beliau adalah Nabi yang
dikasihi Allah karena keimanan yang sangat kuat dan ketakwaan yang sangat
tinggi.
Beliaulah yang dalam pencahariannya
menemukan Tuhan Allah yang Maha Tunggal, Yang Maha Kuasa dan Maha Besar.
Kepadanya beliau menyerahkan diri secara bulat tanpa ada keraguan.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْهِمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُو اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَۗ وَمَنْ يَّتَوَلَّ فَاِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ
Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim
dan Keluarganya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang
mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barangsiapa
yang berpaling, maka sesungguhnya Allah Dialah yang Maha kaya lagi Maha Terpuji. (Al-Mumtahanah : 6)
Nabi Ibrahim meyakini bahwa apapun
yang diperintahkan Allah sebagai suatu kebaikan yang harus ditunaikan tanpa ada
penolakan. Maka ketika ada perintah Allah untuk meninggalkan Istri dan anaknya
yang masih bayi di lembah tandus dan sunyi sepi beliau melaksanakanya
dengan penuh ketaatan.
Yang akhirnya berujung kebaikan yang
besar, keluar mata air zamzam sebagai daya tarik bagi manusia lain untuk ikut
menetap maka jadilah sekarang sebuah kota yang terkenal yaitu Makkah Al
Mukaramah yang dikunjungi jutaan kaum Muslimin yang berziarah kepadanya.
Ketaatan pada perintah Tuhan
yang dilakukan Nabi Ibrahim sangat luar biasa, walaupun sesulit apapun
dan melibatkan perasaan yang terdalam beliau tetap melaksanakannya.
Seperti halnya ketika Nabi
Ibrahim diperintah mengorbankan putra tersayang Ismail beliaupun dengan
penuh keyakinan tetap melaksanakannya.
Walaupun akhirnya
Allah mengganti kurbannya dengan biri-biri yang besar, tetapi beliau sudah
tercatat dalam sejarah sebagai Nabi yang sangat beriman kepada Allah dengan
segenap jiwa raganya, mentaati perintah Allah dengan ketaatan yang luar biasa.
Untuk menghormati dan mencontoh
ketaatan Nabi Ibrahim kita diperintahkan untuk melaksanakan kurban dengan
binatang ternak yang baik dan besar.
Dan tradisi tersebut sampai hari ini
dilaksanakan oleh segenap kaum Muslimin seluruh dunia, sebagai suatu simbol
ketaatan dan keikhlasan kepada Alloh Tuhan semesta alam.
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ – فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ – اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ
–
“Sesungguhnya kami telah
memberi kamu nikmat yang banyak, maka laksanakan sholat kepada Tuhanmu dan
berkorbanlah, sesungguhnya orang yang membencimu adalah orang yang terputus”. (Al-Kautsar 1-3)
Ketaatan keikhlasan dan pengorbanan
harus menjadi bagian dari kehidupan kaum Muslimin.
Dalam keadaan situasi darurat wabah
seperti sekarang ini di mana banyak orang yang kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari hari. Maka kita harus terpanggil membantu dengan harta
kita yang kita cintai sebagian kecil atau sebagian besar untuk dipakai membantu
mengurangi kesengsaraan mereka. “Tidak beriman seseorang jika dirinya
kenyang sedangkan tetangganya kelaparan”.
Oleh karena itu, PP Muhammadiyah
melalui surat edaran No 06 tahun 2020, menganjurkan seluruh warganya untuk
menggunakan uang pembelian hewan kurban disumbangkan untuk menanggulangi dampak
negatif dari wabah pandemi Covid 19 yang luar biasa ini.
Tetapi kecintaan manusia kepada harta
terkadang sangat berlebihan sehingga menjadi cobaan berat bagi dirinya dan
menjadi penghalang bagi ketaatan kepada Allah SWT, sehingga Allah menyatakan
dalam Al-Qur’an surat At-Taghabun ayat 15.
اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ
“Sesungguhnya harta mu dan anak
anakmu adalah cobaan bagimu, dan disisi Alloh ada pahala yang besar.”
Keengganan berinfak dan bershadaqah
adalah karakter manusia kikir karena mereka sangat mencntai harta yang
dimilikinya.
Walaupun Allah SwT banyak menekankan
dalam berbagai ayat dalam Al-Qur’an keutamaan bershadaqah bahkan disamakan
dengan memberi pinjaman kepada-Nya yang akan dibayar dengan berlipat ganda di
dunia, juga dijanjikan pahala besar di akhirat.
Bagi sebagian besar manusia
menganggap bahwa harta yang dimilikinya itu akan mengekalkan kehidupan di
dunia. Mereka enggan untuk berinfak padahal harta, menurut pandangan agama
hanya perhiasan kehidupan dunia yang sifatnya sementara.
Firman Allah “Celakalah orang yang
mengumpat dan mencela, yaitu orang selalu mengumpulkan harta dan menghitung
hitungnya, mereka menyangka bahwa hartanya dapat mengekalkan nya” (Al
Humazah 1-3).
Dan Sabda Roasululoh saw : “Anak
Adam mengatakan hartaku, hartaku, Tidaklah kamu mendapatkan dari hartamu itu
kecuali apa yang kamu makan sampai kenyang, pa yang kamu pakai sampai usang,
atau kamu sedekahkan sehingga pahalanya akan terus mengalir”. ( HR
Muslim, At-Timidzi dan an Nasa’i)
Pada zaman para sahabat Nabi di
Medinah, mereka memberi pertolongan kepada orang lain yang kesusahan
sangat luar biasa, kadang bantuan yang diberikan melebihi keperluan untuk
dirinya sendiri bahkan mereka rela tidak makan demi untuk memberi makan
sahabatnya yang kelaparan.
Seperti yang digambarkan al-Qur’yan
dalam surat al Hasyr ayat 9
……“dan mereka (kaum Anshor)
mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga
memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah
orang-orang yang beruntung”.
Potongan surat Al-Hasyr ayat 9
tersebut menggambarkan betapa para sahabat saling mengasihi dan saling menolong
di antara mereka bagaikan bangunan yang sangat kokoh.
Memberi tumpangan rumah bagi yang
tidak punya rumah dan berbagi makan dengan mereka yang tidak punya penghasilan
walaupun dalam keadaan dirinya pun kesusahan.
Mereka itulah para dermawan yang
selalu dipuji Allah dan akan diberi keberuntungan serta kebahagiaan oleh Allah
SwT sepanjang masa. Pemurah itu karakter orang sholeh dan para Nabi, dirahmati
hidupnya dan diberkahi hartanya.
Hadirin yang berbahagia
Sekedar merenungi kembali
momentum Idul Adha, Kesanggupan Nabi Ibrahim mengurbankan anak kandungnya
sendiri Nabi Ismail, di samping menguji ketaatan beliau bahwa perintah
Allah s.w.t. yang harus dipatuhi.
Juga Allah Ta’ala memberi
peringatan kepada umat yang akan datang termasuk kita bahwa setiap orang harus
sanggup mengorbankan diri, keluarga dan harta benda yang disayangi demi
menegakkan perintah Allah.
Hidup adalah satu perjuangan dan
setiap perjuangan memerlukan pengorbanan. Tidak akan ada pengorbanan tanpa
kesusahan.
Justru kesediaan seseorang untuk
melakukan pengorbanan termasuk uang dan harta benda, tenaga dan waktu, akan
benar-benar menguji keimanan seseorang.
Peristiwa berkorban Nabi Ibrahim dan
anaknya Ismail merupakan satu noktah kejadian yang dapat direnungi oleh
semua manusia dari semua level usia dan latar belakang tingkat pendidikan.
Dengan kata lain, semangat berkorban
adalah tuntutan paling besar yang ada dalam lingkungan keluarga, masyarakat maupun,
agama bangsa dan negara.
Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahi Alhamdu
Di akhir khutbah ini marilah kita
berdoa kepada Alloh agar segala musibah dan kesulitan cepat berlalu diganti
dengan keamanan kesejahteraan dan kebahagiaan.
اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى
إبْرَاهِيْمَ وَعَلَى
آلِ إِبْرَاهِيْمَ
، وَبَارِكْ
عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى
آلِ إِبْرَاهِيْمَ
إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ
Allohuma Ya Allah Yang Maha Kuasa, pada hari ini
kami berkumpul di lapangan ini, untuk melaksanakan perintah-Mu, melampiaskan
rasa syukur kepadamu, menyatakan rasa bahagia atas perjuangan kami selama ini.
Terimalah segala amal kami, ampunilah segala dosa kami, dosa ibu bapa kami,
dosa keluarga kami, dosa kaum Muslimin Muslimat yang hidup maupun yang telah
wafat.
Ya Allah hari ini kami melaksanakan
ibadah shalat dan kurban yang kami sisihkan dari harta halal kami selama ini,
semuanya hanyalah mengejar ridhaMu, mengharap ampunanMu, membersihkan
kotoran jiwa yang mengganggu. Terimalah pengorbanan kami ya Allah, gantilah
dengan ridhaMu, ampunanMu dan surgaMu.
Ya Allah engkau tahu, negeri kami
dihuni oleh sembilan puluh persen umat Islam yang selalu mengagungkan asmamu,
menjaga agamamu, jangan timpakan kepada kami ujian dan siksaan dari akibat
kesalahan dan keserakahan para pemimpin kami.
Ampunilah kami, hindarkanlah kami
dari wabah penyakit yang membahayakan kami jadikanlah negeri kami, negeri yang
aman sentosa berilah penduduknya rizki dari buah-buahan terutama orang yang
beriman kepadamu dan hari akhirMu.
Ya Allah tolonglah saudara kami di
mana saja mereka berada yang sedang menderita karena tertimpa musibah bencana
wabah penyakit berilah mereka kesabaran dan penggantian harta dan jiwa yang
telah hilang dengan yang lebih baik.
Ya Allah cegahlah maksud buruk dari
orang orang yang menggunakan kesempatan dalam situasi darurat pandemi ini,
untuk mengoalkan cita-cita ideologi mereka yang bertentangan dengan
agamaMu, hindarkanlah negara kami dari perpecahan dan permusuhan dan hanya
kepadaMu-lah kami semua berharap.
Ya Allah, hajat kami kepada-Mu begitu
sangat banyak, hanya Engkaulah Yang Mengetahui seluruh hajat dan kebutuhan
kami. Kami memohon kepada-Mu ya karim, sepanjang hajat dan kebutuhan kami ini
baik menurutmu, dan memberi kemaslahatan dunia dan akhirat bagi kami, maka
penuhilah hajat dan kebutuhan kami ini, juga hajat dan kebutuhan istri,
keluarga, orang tua, dan saudara serta sahabat kami.
Ya Alloah, tiada tempat berharap bagi
kami selain kepada-Mu, tiada tempat bergantung bagi kami, selain Engkaulah
tempat kembali kami.
Penuhilah seluruh harapan kami ini ya
Allah dengan Kau ijabah seluruh pinta dan harapan kami ini. Sungguh Engkau Dzat
yang tidak pernah mengingkari janji.
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ
نَّسِيْنَآ اَوْ
اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا
تَحْمِلْ عَلَيْنَآ
اِصْرًا كَمَا
حَمَلْتَهٗ عَلَى
الَّذِيْنَ مِنْ
قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا
تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ
لَنَا بِهٖۚ
وَاعْفُ عَنَّاۗ
وَاغْفِرْ لَنَاۗ
وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا
فَانْصُرْنَا عَلَى
الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ
Wassalamu alaikum wr. wb.
Prof Dr H Dadang Kahmad, MSi, PP Muhammadiyah